Loading...
EKONOMI
Penulis: Martha Lusiana 14:47 WIB | Kamis, 13 Agustus 2015

FKSSK Siapkan Dua Jurus Atasi Pelemahan Rupiah

Kiri-kanan: Ketua Dewan Komisioner OJK,, Muliaman D. Hadad; Gubernur BI, Agus Martowardojo; Menko Perekonomian, Darmin Nasution, Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro, Ketua Dewan Komisioner LPS, C. Heru Budiargo. (Foto: Martha Lusiana)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Keuangan (Menkeu), Bambang Brodjonegoro, mengatakan, nilai tukar rupiah tidak mencerminkan nilai fundamental (undervalued) ekonomi. Menurut dia pelemahan rupiah terjadi lebih banyak karena faktor eksternal, yakni dampak depresiasi yuan.

"Nilai tukar rupiah saat ini dinilai tidak mencerminkan nilai fundamentalnya. Pelemahan nilai tukar terjadi dalam dua hari terakhir ini lebih banyak diakibatkan oleh faktor eksternal, khususnya depresiasi yuan Tiongkok," ujar Menkeu saat konferensi media mengenai Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK), di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (13/8).

Kamis pagi ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat tipis menjadi 13.735 rupiah setelah kemarin sempat menyentuh 13.800 rupiah per dolar AS.

Ia mengatakan, tekanan pasar saham dan pasar Surat Berharga Negara (SBN) merupakan kombinasi antara sentimen negatif eksternal dan proyeksi kinerja emiten yang lebih rendah daipada ekspektasi investor.

Untuk mengatasi goncangan ini, pemerintah bersama Bank Indonesia (BI) akan hadir di pasar untuk memantau stabilitas pasar SBN.

Selain itu, untuk mencegah pelemahan rupiah terkait nilai fundamental, forum yang terdiri atas BI, Otoritas Jasa Keuangan, Kementerian Keuangan, dan Lembaga Penjamin Simpanan ini sepakat untuk memperkuat sinergi dalam rangka menjaga stabilitas.

"Kebijakan tersebut jangka pendek. Ada dua isu utama kebijakan. Pertama, kebijakan untuk meningkatkan investasi pemerintah dan investasi swasta. Kedua, kebijakan untuk meningkatkan daya beli masyarakat dalam rangka menjaga konsumsi domestik," ujar dia.

Lebih lanjut Bambang menjelaskan, untuk meningkatkan investasi, masing-masing anggota forum dengan kewenangannya telah mengeluarkan kebijakan mempercepat pembangunan infrastruktur, memperkuat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), dan berbagai kebijakan terkait pajak ataupun utang.

Selain itu, anggota forum juga telah bersinergi memberikan insentif untuk mendorong daya beli masyarakat, menurunkan harga barang dan jasa, serta meningkatkan ketersediaan kredit.

Menkeu mengatakan, FKSSK optimistis dengan prospek ekonomi Indonesia pada semester kedua tahun ini, termasuk nilai tukar rupiah dan ketahanan pasar dan lembaga keuangan domestik.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home