Freeport Umumkan Pengurangan Drastis Karyawan di Papua
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Lewat sebuah memo internal kepada seluruh karyawan, Freeport-McMoran Inc. mengatakan telah "merevisi rencana operasi, mengumumkan pengurangan drastis jumlah tenaga kerja dan mulai mengevaluasi organisasi kami untuk efisiensi biaya lebih lanjut".
Perubahan tersebut, dalam memo itu digambarkan sebagai "perubahan mendasar" dalam cara Freeport beroperasi.
"Harus ada penekanan lebih besar pada operasi bisnis kita dengan cara yang aman, produktif dan hemat biaya. Hasil dari negosiasi kita dengan pemerintah tidak akan mengubah ini. Tidak ada kembali ke 'bisnis seperti biasa,'" kata memo tersebut, dilansir dari Reuters hari ini (01/03).
Jakarta telah menghentikan ekspor Freeport pertengahan Januari lalu dan ini tampaknya membawa pengaruh besar kepada Freeport, yang secara resmi telah mengumumkan akan membawa Pemerintah RI ke arbitrase internasional apabila kesepakatan tidak tercapai.
Dalam memp itu disebutkan juga bahwa Freeport telah menunda rencana investasi US$ 1 miliar per tahun untuk ekspansi bawah tanah jangka panjang di tambang tembaga terbesar kedua di dunia itu.
Produksi tembaga tambang Grasberg akan dipotong menjadi 95.000 ton per hari pada tahun 2017 dari 140.000 ton perkiraan sebelumnya.
Ditanya tentang adanya memo itu, Juru Bicara Freeport mengatakan pengurangan operasi dan produksi tambang Grasberg dilakukan untuk menyesuaikan diri dengan kapasitas smelter di Gresik.
Editor : Eben E. Siadari
Mataram Mampu Produksi 20 Ton Magot
MATARAM, SATUHARAPAN.COM - Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) modern di Sandubaya, Kota Mataram...