Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 11:32 WIB | Senin, 16 Agustus 2021

Gempa Bumi Guncang Haiti, 1.297 Tewas

Badai tropis Grace juga mengancam wilayah tersebut dengan hujan lebat, banjir dan tanah longsor.
Gempa Bumi Guncang Haiti, 1.297 Tewas
Orang-orang yang mengungsi dari rumah mereka yang hancur akibat gempa menghabiskan malam di luar ruangan di daerah berumput yang merupakan bagian dari sebuah rumah sakit di Les Cayes, Haiti, hari Sabtu malam (14/8). Gempa berkekuatan 7,2 SR mengguncang Haiti barat daya pada hari Sabtu. (Foto-foto: AP/Joseph Odelyn)
Gempa Bumi Guncang Haiti, 1.297 Tewas
Petugas pemadam kebakaran mencari korban selamat di dalam gedung yang runtuh, setelah gempa berkekuatan 7,2 skala Richter pada hari Sabtu di Les Cayes, Haiti, Minggu (15/8).

LES CAYES, SATUHARAPAN.COM-Jumlah korban tewas akibat gempa berkekuatan 7,2 di Haiti naik menjadi 1.297 pada hari Minggu (15/8), sehari setelah gempa kuat mengubah ribuan bangunan menjadi puing-puing dan memicu upaya penyelamatan yang panik menjelang potensi banjir ketika badai diperkirakan mendekati negara itu.

Gempa pada hari Sabtu (14/8) juga menyebabkan sedikitnya 5.700 orang terluka di negara Karibia itu, dengan ribuan lainnya mengungsi dari rumah mereka yang hancur atau rusak. Korban selamat di beberapa daerah terpaksa menunggu di tempat terbuka di tengah panas yang menyengat untuk mendapatkan bantuan dari rumah sakit yang kelebihan beban.

Kehancuran bisa segera memburuk dengan datangnya Tropical Depression Grace, yang diperkirakan akan mencapai Haiti pada hari Senin (16/8) malam. Pusat Badai Nasional Amerika Serikat memperingatkan bahwa meskipun Grace telah melemah akibat kekuatan badai tropis pada hari Minggu, badai itu masih menjadi ancaman untuk membawa hujan lebat, banjir, dan tanah longsor.

Gempa bumi melanda bagian barat daya negara termiskin di belahan bumi itu, hampir meratakan beberapa kota dan memicu tanah longsor yang menghambat upaya penyelamatan di negara yang sudah berjuang dengan pandemi virus corona, pembunuhan presiden, dan gelombang kekerasan geng.

Pusat gempa berada sekitar 125 kilometer (78 mil) barat ibu kota Port-au-Prince, kata Survei Geologi AS, dan gempa susulan terus mengguncang daerah itu pada hari Minggu.

Di kota pesisir Les Cayes yang rusak parah, Jennie Auguste berbaring di kasur busa tipis di landasan bandara kecil komunitas menunggu bantuan, ruang di rumah sakit atau pesawat kecil yang mengangkut yang terluka ke ibu kota. Dia menderita luka di dada, perut dan lengan saat atap toko tempat dia bekerja runtuh.

“Tidak ada apa-apa. Tidak ada bantuan, tidak ada dari pemerintah,” kata saudara perempuan Auguste, Bertrande.

Dalam adegan yang tersebar luas di seluruh wilayah yang terkena gempa, keluarga menyelamatkan beberapa barang milik mereka dan menghabiskan malam di lapangan sepak bola terbuka. Pada hari Minggu, orang-orang mengantre untuk membeli sedikit yang tersedia: pisang, alpukat, dan air di pasar jalanan setempat.

Beberapa orang di kota itu memuji Tuhan karena selamat dari gempa bumi, dan banyak yang pergi ke katedral, yang secara lahiriah tampak tidak rusak. “Kami hanya memiliki Yesus sekarang,” kata Johanne Dorcely, yang rumahnya hancur. “Jika bukan karena Yesus, saya tidak akan bisa berada di sini hari ini.” (AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home