Loading...
DUNIA
Penulis: Prasasta Widiadi 20:47 WIB | Senin, 12 Oktober 2015

Generasi Muda Tiongkok Diharap Tidak Kehilangan Jatidiri Budaya

Ilustrasi: Kostum tradisional Tiongkok. (Foto: alliexpress.com).

BEIJING, SATUHARAPAN.COM – Direktur Chengxuan Guo Xue Institute, Ji Jiejing menyebut saat ini Tiongkok diharap memperluas pendidikan dan pengetahuan budaya bagi para siswa yang berusia empat sampai dengan sepuluh tahun.  

“Anak-anak usia dini sekarang sedapat mungkin jangan kehilangan ritme budaya tradisional Tiongkok dan mereka jangan lupa bahwa budaya leluhur Tiongkok  baik untuk perkembangan moral dan budidaya karakter mereka. Beberapa kebijaksanaan disampaikan melalui klasik Tiongkok mungkin membantu anak-anak menghadapi tantangan dalam kehidupan mereka sendiri,” kata Ji Jiejing, hari Senin (12/10) di Xinhua.

 Chengxuan Guo Xue Institute di Guozijian, Beijing adalah lembaga pendidikan tinggi Tiongkok yang mempelajari budaya  dari abad ke-13 sampai dengan ke-19.

“Andai dipelajari sebagai filsafat maka anak-anak usia empat tahun bisa saja kita ajari moral dan budi pekerti karena mereka bisa belajar banyak hal tradisional yang dapat mulai dari usia dini,” dia menambahkan.

Di sekolah tersebut anak-anak diajari berpakaian gaya Dinasti Han yang memerintah Tiongkok 1.800 tahun yang lalu.

Seorang siswa berusia enam tahun Chen Quanjin melantunkan gaya berbicara orang  Tiongkok kuno dengan beberapa anak-anak lain memakai kemeja tradisional yang sama dengan rambut panjang tambahan di belakang yang membuat kepala mereka bergoyang dari sisi kanan ke sisi kiri.

Padahal biasanya anak-anak seusia Quanjin  mengambil les piano atau menghadiri kursus belajar bahasa Inggris, Chen menghabiskan akhir pekannya melakukan studi tradisional Tiongkok.

Chen telah menguasai Dizigui, buku berbahasa Mandarin yang telah berusia lebih dari 300 tahun yang menjabarkan standar untuk menjadi siswa teladan di sebuah sekolah.

“Saudara tua harus berteman dengan orang-orang muda, anak-anak harus menghormati dan mencintai orang-orang yang lebih tua, lalu saudara yang menjaga hubungan yang harmonis di antara mereka sendiri sedang berbakti kepada orang tua mereka," kata Chen mengulangi sebagian kecil isi Dizigui.  

Popularitas Chengxian Guoxue Institute mencerminkan kebangkitan kepentingan dalam budaya tradisional. Dalam beberapa tahun terakhir banyak siswa dan mahasiswa Tiongkok yang belajar bahasa Inggris dan itu telah para mahasiswa dan generasi muda mengabaikan bahasa ibu dan budaya  tradisional Tiongkok.

Wilayah Tongzhou, Beijing adalah pelopor dalam mengajar budaya tradisional. Lebih dari 50 sekolah dasar dan menengah diwajibkan belajar dalam bahasa Tiongkok dan satu periode seminggu berfokus pada tradisi budaya. Mereka bekerja dengan buku teks eksperimental untuk pelajaran, yang dimulai  tahun 2009.

"Kami mencoba untuk menemukan cara-cara inovatif untuk menanamkan budaya tradisional kepada siswa, seperti nyanyian klasik saat senam pagi ,” kata Ji. (xinhuanet.com).

Ikuti berita kami di Facebook

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home