Loading...
RELIGI
Penulis: Endang Saputra 06:55 WIB | Selasa, 22 September 2015

GIDI Minta Tersangka Kasus Tolikara Bebas Sebelum Idul Adha

Suasana kerusuhan di Tolikara, Papua, 17 Juli 2015. (Foto: Istimewa)

JAYAPURA, SATUHARAPAN.COM – Presiden Gereja Injil di Indonesia (GIDI), Pdt Doorman Wanimbo, mengharapkan  kedua pemuda yang dituduhkan sebagai tersangka kasus kekerasan di Tolikara pada pertengahan Juli lalu dibebaskan guna mendorong perdamaian sejati di daerah itu sebelum perayaan Idul Adha.

"Harapannya sebelum tanggal 24 September 2015, perayaan Idul Adha, kedua tahanan sudah bisa ke Tolikara. Jadi kami harap besok sudah ada jawaban dan mereka sudah bisa diantar ke Tolikara," katanya usai mengikuti rapat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) di Mapolda Papua, Kota Jayapura, Senin (21/9) malam.

Menurut dia, dengan dibebaskan atau ditangguhkan penahanan terhadap kedua tersangka berinisial HK dan JW itu, jalannya perdamaian di Tolikara bisa  aman dan lancar serta jauh dari rasa ketidakadilan.

"Itu (bebas) akan memberikan kenyamanan dan aman bagi semua untuk masa depan. Aspirasi dari kami pimpinan GIDI dan teman-teman Muslim, sudah disampaikan dihadapan Kapolda, Gubernur, Pangdam, MRP dan DPRP pada pertemuan tadi," katanya.

"Dan kerinduan kami, kemauan kami adalah kenyamanan dan keamanan kepada teman-teman GIDI dan teman-teman muslim Tolikara itu sangat penting," dia menambahkan.

Mengenai siapa yang akan bertanggungjawab soal pembebasan atau penangguhan penahanan bagi kedua pemuda yang diduga sebagai provokator itu, kata Doorman hal tersebut tergantung dari kebijakan Kejati Papua yang sudah mengambil alih kasus tersebut.

"Proses penangguhan atau jaminan nanti disampaikan oleh Kejati apakah pihak gereja atau keluarga, kalau hari ini keluarga yang sampaikan," kata Pdt Doorman Wanimbo.

Sementara itu, Ketua NU Papua Toni Wanggai mengatakan bahwa peristiwa 17 Juli 2015 itu bukanlah konflik agama, tapi ada miskomunikasi.

Namun, hal itu telah lakukan kesepakatan damai pada 23 Juli 2015 oleh umat Islam Tolikara dan umat Kristen GIDI.

"Kemudian pada 29 Juli 2015, kami juga pimpinan agama dari NU Papua dan FKUB Papua telah memproses rekonsiliasi bersama kedua pihak. Jadi, harapan kami, besok pada 24 September 2015 perayaan dan shalat Idul Adha di Tolikara dapat berjalan dengan baik dan lancar, dan harapan kami agar terjadi perdamaian sejati," katanya.

Wanggai meminta agar sebelum 24 September 2015 itu ada keadilan hukum bagi kedua pihak yang miskomunikasi.

"Artinya, korban bukan saja dari pihak Muslim tapi juga korban dari GIDI Tolikara, ada 11 orang kena tembak dan satu tewas. Oleh karena itu, kami mohon kedua pemuda (JW dan HK) yang juga korban, yang kini sedang ditahan ini supaya cepat ditangguhkan perkaranya, supaya ada perdamaian sejati, tidak ada dendam, damai dan juga ada ketenangan bagi umat yang ada di Tolikara," katanya berharap.(Ant)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home