Loading...
INDONESIA
Penulis: Wiwin Wirwidya Hendra 08:23 WIB | Rabu, 29 Mei 2013

Gus Mus: Jadikan World Statesman Award Sebagai Momentum Perbaikan

Mustofa Bisri, atau lebih dikenal dengan Gus Mus, mengimbau rakyat Indonesia untuk mulai turut memperbaiki situasi solidaritas beragama di Indonesia.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Daripada ribut-ribut pro dan kontra soal penghargaan, lebih baik segera mulai memperbaiki kondisi kehidupan beragama yang lebih baik. Demikian dikatakan pemuka agama Islam Nahdlatul Ulama, Mustofa Bisri atau akrab disapa Gus Mus.

Melalui wawancara tertulis dengan Satuharapan.com, Gus Mus mengimbau agar pemberian penghargaan World Statesman Award dari sebuah yayasan di Amerika Serikat; Appeal of Conscience Foundation, kepada Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dijadikan sebuah momentum mendorong perubahan di tengah masyarakat untuk membangun kehidupan yang damai dalam keberagaman.

"Kita perlu memblow-up peristiwa ini. Kita adakan acara-acara 'sosialisasi' besar-besaran berkaitan dengan penghargaan yang diterima Presiden ini. Misalnya, diadakan syukuran dimana-mana dengan tema Mendukung Presiden untuk Melayakkan Penerimaan Penghargaan Internasional itu," katanya.

Wajar

Di samping itu, Gus Mus juga menegaskan bahwa wajar apabila yayasan tersebut memberikan penghargaan kepada Presiden SBY, karena inisiatif tersebut bisa jadi didasarkan pertimbangan-pertimbangan yang menyangkut kepentingan mereka pribadi dan itu tidak harus sama dengan pertimbangan kita di Indonesia.

Sementara reaksi kontra yang datang dari masyarakat juga dinilai wajar karena masyarakat memang memandang kondisi riil di Indonesia yang belum menunjukkan adanya upaya serius dari pemerintah dalam menangani masalah kebebasan beragama dan perlindungan hak asasi manusia.

Begitu pula dengan reaksi pro pemerintah terhadap penerimaan penghargaan oleh SBY. "Reaksi kalangan pejabat pemerintah yang mendukung penerimaan penghargaan adalah wajar. Kalau sebaliknya justru semakin aneh," ujar Gus Mus.

Lalu, tugas siapakah perbaikan kondisi kebebasan beragama di Indonesia? Kyai kelahiran Rembang, Jawa Tengah ini menegaskan bahwa tanggung jawab mengatasi konflik antar-agama dan etnis pertama-tama berada di pundak pemerintah dan tokoh-tokoh agama.

"Pemerintah perlu tegas dalam bersikap sesuai konstitusi yang berlaku di negeri ini terutama ketika terjadi konflik antar-agama dan etnis," tegas Gus Mus.

Ia juga mendorong agar tokoh-tokoh agama terus menerus memberikan penjelasan yang benar kepada umat tentang perlunya pergaulan kebangsaan yang baik dan kehidupan bermasyarakat yang damai.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home