Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 17:53 WIB | Kamis, 19 November 2015

Harga Minyak Naik di Asia Karena Eropa Serang Balik ISIS

Ilustrasi: Pengeboran minyak. (Foto: havana-live.com)

SINGAPURA, SATUHARAPAN.COM – Harga minyak dunia naik di perdagangan Asia pada hari Kamis (19/11), karena Eropa menyerang balik kelompok bersenjata ISIS setelah serangan di Paris dan stok minyak mentah Amerika Serikat mencatat kenaikan tipis, kata para analis.

Ringkasan optimis secara luas Federal Reserve atas ekonomi AS juga mengangkat kepercayaan, dengan sebagian besar pasar di Asia menguat setelah reli di Wall Street.

"Serangan terhadap kelompok bersenjata ISIS bisa memperburuk ketegangan geopolitik di wilayah penghasil minyak Timur Tengah dan ini mendukung harga minyak mentah," kata Sanjeev Gupta, yang mengepalai praktek minyak dan gas Asia-Pasifik di organisasi jasa profesional EY.

Pada sekitar pukul 06.15 GMT, patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate untuk pengiriman Desember naik 19 sen pada 40,94 dolar AS per barel, sementara minyak mentah Brent untuk Januari diperdagangkan 40 sen lebih tinggi pada 44,54 dolar AS.

Negara-negara Eropa telah meningkatkan kadar peringatan keamanan mereka karena serangan udara Prancis dan Rusia menyerang kubu-kubu ISIS di Suriah dan pasukan keamanan Prancis meningkatkan operasi terhadap sisa-sisa kelompok yang melakukan serangan mematikan di Paris minggu lalu.

Di Singapura, analis EY, Gupta mengatakan banjir pasokan global dan kekhawatiran pelambatan pemulihan ekonomi Eropa bertahan, menempatkan tekanan turun pada harga.

Pada Rabu, data minyak Departemen Energi AS menunjukkan sedikit kenaikan dalam stok minyak mentah komersial di konsumen minyak terbesar dunia itu.

Persediaan minyak mentah naik 300.000 barel menjadi 487,3 juta barel dalam pekan yang berakhir 13 November, jauh di bawah ekspektasi bahwa itu akan naik hingga dua juta barel.

Gupta mengatakan pasar akan tetap mengawasi perkembangan antara ISIS dan negara-negara besar, serta ekspektasi kenaikan suku bunga AS pada Desember.

Risalah dari pertemuan kebijakan The Fed Oktober menunjukkan "sebagian besar peserta" memperkirakan persyaratan kenaikan suku bunga menjadi tepat pada pertemuan mereka berikutnya, setelah secara luas menurunkan tingkat kekhawatiran mereka tentang ekonomi global dan gejolak pasar baru-baru ini.

"Data ekonomi Tiongkok November yang akan dirilis minggu depan mungkin juga berdampak terhadap harga minyak mentah," tambahnya. (AFP/Ant)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home