Loading...
EKONOMI
Penulis: Sabar Subekti 06:33 WIB | Selasa, 04 Oktober 2022

IMF: 48 Negara Menghadapi Krisis Pangan

IMF: 48 Negara Menghadapi Krisis Pangan
Anak-anak makan makanan yang disediakan oleh kelompok amal, di Jaffarabad, sebuah distrik yang dilanda banjir di provinsi Baluchistan, Pakistan, Kamis, 15 September 2022. Banjir yang menghancurkan itu berdampak pada lebih dari 33 juta orang dan membuat lebih dari setengah juta orang yang masih hidup mengungsi di tenda dan rumah sementara. Air telah menghancurkan 70% gandum, kapas, dan tanaman lainnya di Pakistan. (Foto: dok. AP/Zahid Hussain)
IMF: 48 Negara Menghadapi Krisis Pangan
Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva berbicara di markas Dana Moneter Internasional pada 8 Oktober 2019 di Washington, DC. (AFP)

RIYADH, SATUHARAPAN.COM-Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan pada hari Senin (3/10) bahwa hingga 20 negara, sebagian besar di Afrika, memerlukan bantuan darurat untuk mengatasi krisis pangan global. Sementara 48 negara di seluruh dunia terkena krisis pangan.

Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva, berbicara pada sebuah konferensi di Arab Saudi, juga mengatakan bahwa 141 juta orang di seluruh dunia Arab terkena kerawanan pangan.

IMF pada hari Jumat menyetujui jendela pinjaman kejutan pangan baru di bawah instrumen pembiayaan darurat yang ada untuk membantu negara-negara rentan mengatasi kekurangan pangan dan biaya tinggi yang merupakan akibat dari perang Rusia di Ukraina.

Georgieva mengatakan bahwa 48 negara di seluruh dunia secara khusus terkena krisis pangan.

“Dari 48 negara, sekitar 10-20 kemungkinan akan meminta (bantuan darurat),” kata Georgieva, seraya menambahkan bahwa “cukup banyak dari mereka” berada di sub-Sahran Afrika. “Kami di sini untuk Anda,” janjinya kepada anggota di acara tersebut.

IMF akan menambahkan suaranya untuk memerangi pembatasan perdagangan makanan untuk meredakan situasi dan berencana untuk mendanai jendela kejutan makanan menggunakan alokasi Hak Penarikan Khusus (SDR) tahun lalu.

Negara-negara di kawasan Timur Tengah dan sekitarnya telah melangkah untuk mendukung negara-negara yang memerangi inflasi pangan yang tinggi dan kekurangan yang diperparah oleh perkembangan geopolitik global dan meningkatnya risiko resesi global.

Georgieva mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa negara-negara Teluk Arab “berencana untuk membuat janji lebih lanjut segera” menyusul pengumuman Kelompok Koordinasi Arab baru-baru ini tentang dana awal US$10 miliar untuk meringankan krisis pasokan pangan global.

IMF dan Arab Saudi menandatangani perjanjian pada hari Senin (3/10) untuk mendirikan kantor perwakilan regional IMF di Riyadh.

Memastikan stabilitas sosial melalui penyediaan bahan makanan dasar yang memadai merupakan prioritas di luar perbatasan mereka yang terkena dampak langsung, kata Alice Gower, direktur geopolitik dan keamanan di Azure Strategy yang berbasis di London.

"Bahan pokok seperti gandum, beras, dan lentil berisiko tidak dapat diakses oleh masyarakat miskin pangan di seluruh wilayah," katanya.

“Keinginan untuk stabilitas regional, dan karena itu keamanan, telah melihat peningkatan investasi dari negara-negara seperti Arab Saudi dan UEA (Uni Emiat Arab), negara-negara di bawah tekanan keuangan.” (Reuters)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home