Loading...
EKONOMI
Penulis: Bayu Probo 09:49 WIB | Selasa, 12 November 2013

IMF-Iran Bahas Inflasi, Perundingan Nuklir Iran Gagal Picu Harga Minyak Naik

Ilustrasi. (Foto: economicstudents.com)

WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM – Dana Moneter Internasional pada Senin (11/11) mengatakan bahwa lembaga itu mengadakan pembicaraan tingkat tinggi dengan para pejabat Iran tentang kebutuhan memerangi inflasi dan melakukan reformasi untuk meningkatkan ekonomi. Di sisi lain, kegagalan perundingan nuklir Iran-Amerika Serikat memicu naiknya harga minyak di pasar dunia.

IMF mengatakan perekonomian Iran, yang telah lumpuh oleh sanksi internasional yang didukung PBB atas program nuklirnya, menghadapi tantangan domestik dan pemerintah baru menyadari perlunya reformasi.

Pembicaraan sepuluh hari yang berakhir Kamis (7/11) “fokus pada kebutuhan Iran untuk mengatasi tingginya inflasi dan memulihkan pertumbuhan ekonomi, serta tentang kebutuhan bagi Iran untuk mulai menangani kebijakan dan tantangan struktural yang telah berjalan lama dalam ekonomi,” kata IMF dalam sebuah pernyataan.

Tantangan tersebut meliputi reformasi subsidi, sektor perbankan dan perusahaan, serta kerangka kerja kebijakan moneter dan fiskal, kata IMF.

Pernyataan singkat berfokus pada isu-isu kebijakan domestik dan menyarankan pemerintah menyadari beberapa hal yang harus mereka lakukan.

Tetapi IMF juga membuat referensi melirik ke dampak dari sanksi yang ditetapkan oleh koalisi ekonomi terkemuka, yang telah membatasi dengan ketat kemampuan Teheran untuk mengekspor minyak dan produk lainnya serta untuk membeli banyak produk dan jasa dari luar negeri.

“Pemahaman pemerintah atas tantangan dan harapan yang tinggi beberapa sektor dalam perekonomian memberikan kesempatan yang tepat untuk memajukan reformasi tersebut, meskipun lingkungan eksternal sulit,” kata lembaga tersebut.

Kurangnya kemampuan untuk mendapatkan devisa telah mengirimkan mata uang Iran, riyal, jatuh sejak 2011 dan mendorong harga berbagai kebutuhan pokok rumah tangga seperti beras, minyak goreng dan ayam di luar jangkauan bagi banyak orang.

Angka resmi Iran baru-baru ini menempatkan inflasi 39 persen, dan Menteri Ekonomi Ali Tayyebnia memperingatkan pada Agustus angka resmi pengangguran mencapai 3,5 juta, atau 11,2 persen dari angkatan kerja, bisa melompat setelah orang muda memasuki pasar kerja.

Presiden Hassan Rouhani yang terpilih pada Juni terkenal lebih moderat memiliki harapan membawa kesepakatan dengan negara-negara Barat tentang pengendalian program nuklir Iran yang akan memungkinkan sanksi dicabut dan ekonomi akan pulih.

Pembicaraan pekan lalu di Jenewa mendekati terobosan, dan akan dilanjutkan pada 20 November dengan harapan mencapai kesepakatan.

Sementara itu IMF mengatakan akan melakukan sebuah kajian formal ekonomi Iran, dikenal sebagai Pasal IV Konsultasi, awal tahun depan, kajian pertama dalam dua tahun terakhir.

Harga Minyak Naik Setelah Pembicaraan Nuklir Iran Gagal

Harga minyak dunia naik pada Senin (Selasa, 12/11, pagi WIB), setelah pembicaraan marathon di Jenewa yang bertujuan meyakinkan Iran untuk mengurangi program nuklirnya yang disengketakan berakhir tanpa kesepakatan.

Namun demikian, jururunding mengatakan mereka mendekati kesepakatan panjang yang sulit, yang bisa mengurangi sanksi terhadap Teheran dan membawa produsen minyak utama itu kembali ke pasar global.

Data ekonomi akhir pekan lalu dari China juga “bullish” untuk pasar minyak, menunjukkan perekonomian pengimpor minyak besar itu masih terus berkembang tanpa tanda-tanda tertentu kelemahan.

Perdagangan di New York Mercantile Exchange hanya berlangsung setengah hari untuk memperingati libur Hari Veteran, dengan kontrak utama minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember, naik 54 sen menjadi ditutup pada 95,14 dolar AS per barel.

Di perdagangan London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember naik 1,28 dolar AS menjadi berakhir pada 106,40 dolar AS per barel.

Setelah kebuntuan bertahun-tahun, perundingan nuklir antara kekuatan dunia dan Teheran mendekati sebuah terobosan yang bisa membawa minyak Iran kembali ke pasar, berpotensi mendorong harga lebih rendah.

Kedua belah pihak gagal menghasilkan sebuah kesepakatan pada akhir pekan lalu, tetapi pembicaraan marathon memperlihatkan para diplomat utama AS dan Iran bertemu selama tujuh jam, durasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam beberapa dekade setelah Revolusi Iran pada 1979.

Kelompok kekuatan utama P5+1—Inggris, Prancis, Amerika Serikat, Rusia, China ditambah Jerman—berencana untuk bertemu lagi dengan delegasi Iran pada 20 November dengan harapan menghasilkan kesepakatan jangka pendek yang akan membekukan kegiatan nuklir negara itu sementara kedua belah pihak bekerja pada kesepakatan yang komprehensif. (AFP/Antara)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home