Loading...
SAINS
Penulis: Sabar Subekti 09:31 WIB | Sabtu, 11 September 2021

Indonesia Tambah 3,6 Juta Dosis Vaksin COVID-19

Kedatangan vaksin di Jakarta, hari Jumat (10/9). (Foto: Satgas)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Hari Jumat (10/9) Indonesia menambah stok vaksin sebanyak 3.692.690 dosis dari berbagai sumber yang merupakan kedatangan ke-52 hingga ke-55.

Vaksin itu buatan Pfizer berjumlah 639.990 dosis berupa vaksin jadi. Kemudian sebanyak 2.079.000 dosis CoronaVac, vaksin AstraZeneca dengan jumlah 615.000 dosis yang merupakan vaksin jadi, dan vaksin AstraZeneca dalam bentuk jadi berjumlah 358.700 dosis yang merupakan hibah dari Pemerintah Perancis.

"Vaksin AstraZeneca (sebanyak 358.700 dosis) ini merupakan bantuan dari pemerintah Perancis melalui mekanisme COVAX," kata Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, Jumat (10/9).

Hingga kedatangan tahap ke-55 ini, jumlah vaksin yang tiba di Indonesia adalah 229.615.290 dosis vaksin, baik dalam bentuk bulk maupun yang telah jadi.

Kedatangan vaksin hibah dari Pemerintah Perancis ini merupakan tahap pertama dukungan kerja sama dose-sharing dari total komitmen sebanyak tiga juta dosis. "Atas nama pemerintah Indonesia saya ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada pemerintah Perancis atas solidaritas dan persahabatannya," kata Menlu Retno.

Ketimpangan Vaksin

Menlu Retno menyebutkan bahwa saat ini masih terjadi ketimpangan distribusi vaksin di seluruh dunia. Dia memaparkan, 5,5 miliar dosis vaksin telah disuntikkan. Sebanyak 80% di antaranya di negara berpendapatan menengah dan tinggi.

WHO menargetkan 10% populasi setiap negara telah divaksinasi hingga akhir September 2021 ini. Menlu Retno menilai, target WHO ini bisa dicapai oleh negara berpenghasilan tinggi. Sedangkan untuk ada negara berpendapatan rendah, saat ini belum ada yang mencapai target 10%.

Dia mengutip penelitian The Economist yang menyebutkan, tanpa redistribusi surplus vaksin dari negara maju satu sampai 2, 8 juta bisa melayang. Untuk itu kedepannya, doses sharing akan menjadi penting. Menlu mengatakan, Dirjen WHO mengharapkan komitmen dose sharing segera dipenuhi paling lambat akhir September 2021. COVAC pun mengeluarkan pernyataan serupa bahwa dose sharing dapat dilakukan dalam skala lebih besar.

"Target COVAC untuk menyalurkan dua miliar dosis pada akhir 2021 menghadapi kendala. Termasuk larangan ekspor, kelangkaan pasokan dibanding permintaan, dan keterlambatan regulatory approval," ujarnya.

Serukan Keadilan Vaksin

Dia mengingatkan masih banyak tantangan yang harus dilalui sebelum 'peperangan' ini dapat dimenangkan. Menlu memastikan mesin diplomasi Indonesia akan terus bergerak dengan kecepatan penuh agar kebutuhan vaksin nasional dapat terpenuhi. Dengan tetap menyuarakan akses yang adil terhadap vaksin untuk semua negara.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home