Loading...
BUDAYA
Penulis: Sotyati 12:28 WIB | Rabu, 09 November 2016

IPMI Trend Show 2017 Digelar, Usung Tema "Love"

IPMI Trend Show 2017 Digelar, Usung Tema "Love"
Perancang mode yang tergabung dalam Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI) bergambar bersama Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf (kelima dari kanan) dan mitra dalam penyelenggaraan IPMI Trend Show di The Hall, Senayan City, 8 November 2016. (Foto-foto Sotyati)
IPMI Trend Show 2017 Digelar, Usung Tema "Love"
Karya Ghea Panggabean yang mengusung tema The Spice and Silk Route from Sumatera to Java, menampilkan kain ulos Batak yang ia terjemahkan ke dalam gaya artisan modern.
IPMI Trend Show 2017 Digelar, Usung Tema "Love"
Karya desainer Ghea Panggabean yang terinspirasi dari Kerajaan Sriwijaya, membuka pergelaran peragaan busana hari pertama IPMI Trend Show 2017, 8 November 2016.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Persembahan peragaan busana Ghea Panggabean, “The Spice and Silk Route from Sumatera to Java”, menyemarakkan pembukaan IPMI Trend Show 2017. Seluruh acara yang digelar sebagai acara tahunan, dan tahun ini memasuki penyelenggaraan yang ke-30 tahun itu, dilangsungkan di The Hall, Senayan City, Jakarta Selatan, 8 – 11 November 2016.

Tersirat dari namanya, acara tahunan yang digelar Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI) sejak pertama kali pada 1986 itu, ditujukan untuk memaparkan trend forcast. “IPMI Trend Show konsisten hadir selama 30 tahun, tanpa pernah absen, maka dari itu menjadi kebanggaan tersendiri bagi rekan-rekan desainer dan saya untuk merayakan milestone bagi IPMI untuk merayakan 30th Anniversary IPMI Trend Show.”

Gelaran akbar itu tahun ini mengambil tema “Love”. Seperti dikemukakan desainer Era Soekamto, mewakili rekan-rekan perancang busana yang tergabung dalam IPMI, tema itu dipilih untuk menunjukkan bukti kecintaan mereka kepada dunia fashion, yang tidak pernah berkurang, tetap konsisten selama 30 tahun perjalanan.

“Tren merupakan sesuatu yang sedang populer di khalayak banyak. Tetapi, tren itu tidak semuanya bisa bertahan lama karena adanya lack of love,” Era menambahkan.

Tiga puluh tahun tanpa absen menggelar trend show, menurut Era, adalah bukti nyata dari adanya passion tiap desainer kepada dunia mode,  yang menjadikan karya sebagai sebuah kualitas dan merupakan bukti dari rajutan cinta dari masing-masing person. “Tanpa cinta, kami tentu tidak akan bertahan,” kata Era.   

Bertepatan dengan pembukaan itu pula, Tri Handoko mengumumkan pengangkatan dua anggota baru IPMI, yakni Andreas Odang dan Stella Rissa. Sjamsidar Isa, Ketua Dewan Pengurus IPMI, berharap semakin banyak desainer profesional yang bergabung, untuk dapat menggunakan wadah itu semaksimal mungkin dan bekerja sama dengan anggota desainer lain untuk mengangkat industri mode Indonesia.

“Local Now, Global Later”

Tidak jauh berbeda dengan tahun lalu. IPMI Trend Show 2017 menghadirkan konsep presentasi “White Cub” dan “Mini Runway”. White Cube merupakan sebuah ruangan minimalis yang memberikan ruang untuk desainer dalam menunjukkan koleksinya sesuai dengan kreativitas masing-masing.  Sedangkan Mini Runway ditargetkan untuk desainer yang ingin menunjukkan karyanya dalam format konvensional.

Pada pembukaan, hadir Triawan Munaf, Kepala Badan Ekonomi Kreatif, yang menjadi salah satu mitra IPMI dalam penyelenggaraan IPMI Trend Show 2017. Berkaca dari penyelenggaraan IPMI Trend Show, lembaganya juga tergerak untuk menggelar acara trend forcasting untuk 16 subsektor di bawah payung lembaganya pada tahun depan.  

Ia menyatakan keyakinan dan optimismenya melihat perkembangan mode Indonesia, dengan memberikan satu contoh tolok ukur,  “Sekarang orang bangga dapat mengenakan busana rancangan desainer dalam negeri dalam berbagai pesta.”

Hingga 11 November nanti, selain Ghea Panggabean, Era Soekamto, Tuty Cholid, Barli Asmara dan Mel Ahyar, tampil pula Widi Budimulia, Cita Tenun Indonesia (CTI) yang menampilkan busana rancangan Chossy Latu, Denny Wirawan, Didi Budardjo, Auguste Soesastro, Votum, Hian Tjen, Made In Indonesia (Rama Dauhan, Hunting Fields, Mel Ahyar First, Danjyo Hiyoji), Carmanita, Denny Wirawan, Dany Satriadi, Stella Rissa, Yongki Budisutisna, Yogie Pratama, Tri Handoko, dan Andreas Odang.

Rangkaian acara IPMI Trend Show 2017 juga dilengkapi dengan kompetisi fashion film yang bertajuk “Visionare Fashion Film Competition (VFFC)”. Kegiatan ini ditujukan untuk fashion filmmakers muda dan diselenggarakan oleh Visionare, sebuah fashion film portal di Qubicle.id. Dalam kompetisi itu, VFFC bekerja sama dengan desainer dari IPMI untuk pembuatan fashion film oleh peserta, yakni Stella Rissa, Yogie Pratama, Andreas Odang, dan Priyo Oktaviano. Pada Rabu, 9 November, VFFC mengadakan fashion film screening hasil karya finalis dan seminar dari praktisi mode yang dibuka untuk umum di White Cube, The Hall, pada pukul 13.00.

IPMI Trend Show 2017 diharapkan dapat membantu memperbesar dan memperkuat industri mode Indonesia. “Pasar Indonesia memiliki potensi sangat luar biasa. Kita harus belajar dari Jepang dan Korea yang menguasai pasar dalam negerinya terlebih dulu, setelah itu baru bersaing di liuar negeri. Persaingan di dalam negeri sangat penting untuk meningkatkan kualitas produk. Local now, global later,” kata Triawan Munaf.    

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home