Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 13:45 WIB | Rabu, 27 November 2013

Iran Siap Ikut Perundingan Suriah Tanpa Prasyarat

Menlu Iran, Mohammad Javad Zarif. (Foto: shiapost.com)

TEHERAN, SATUHARAPAN.COM - Iran, sekutu regional utama rezim Suriah, pada hari Selasa  (26/11) mengatakan bahwa negara itu siap berpartisipasi dalam konferensi damai Suriah tapi tidak akan menerima prasyarat apa pun.

Konferensi tersebut, dikenal dengan nama Jenewa II dan dipandu Rusia dan Amerika Serikat, dijadwalkan akan diselenggarakan di Jenewa pada 22 Januari setelah berkali-kali ditunda. Namun pesertanya masih belum diputuskan.

“Kehadiran Iran di konferensi Jenewa II penting untuk menyelesaikan krisis Suriah dan kami siap berpartisipasi dalam negosiasi itu tanpa ada prasyarat apa pun,” kata Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, yang dikutip kantor berita resmi IRNA.

Dia merujuk pada permintaan AS yang mengatakan jika Iran ingin bergabung dengan negoisasi itu, maka mereka terlebih dahulu harus menandatangani perjanjian yang dicapai di Jenewa tahun lalu, yang menggambarkan pembentukan pemerintahan transisi di Suriah.

Teheran tidak pernah mendukung rencana tersebut, dan berulang kali mengesampingkan kemungkinan Presiden Bashar Al-Assad akan dilengserkan sebelum masa jabatannya berakhir pada 2014.

Namun blok oposisi utama Suriah, Koalisi Nasional, mengatakan mereka hanya akan menghadiri perundingan Jenewa II dengan syarat Presiden Bashar al-Assad tidak terlibat dalam fase transisi.

FSA Tolak Hadir

Sementara itu, Tentara Pembebasan Suriah (Free Syrian Army / FSA) menyatakan tidak akan menghadiri konferensi perdamaian di Jenewa. Mereka tetap akan berjuang untuk menggulingkan Presiden Bashar Al-Assad, kata komandan FSA.

Komandan FSA, Salim Idriss, pada hari Selasa (26/11) menyoroti adanya kesulitan bagi mediator internasional untuk menyatukan kelompok pemberontak yang terpecah-pecah untuk proses perundingan di Swiss pada 22 Januari.

PBB mengatakan bahwa tujuan dari pembicaraan Jenewa II adalah perjanjian untuk pemerintahan transisi untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama lebih dari dua tahun dan menewaskan lebih dari 100.000 orang.

"Kondisinya tidak cocok untuk menjalankan perundingan Jenewa II pada tanggal yang diberikan dan kami, sebagai kekuatan militer dan revolusioner, (kami) tidak akan berpartisipasi dalam konferensi tersebut," kata Idriss seperti dikutip aljazeera.com.

"Kami sama sekali tidak akan berhenti berperang selama konferensi Jenewa atau setelah itu, dan apa yang menjadi perhatian kami adalah lebih banyak senjata yang diperlukan bagi para pejuang kami," kata Idriss.
(AFP)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home