Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 15:55 WIB | Selasa, 26 November 2013

Konferensi Jenewa II untuk Perdamaian dan Transisi Suriah

Warga Suriah mengungsi di perbatasan Irak, akibat perang sudara sejak Maret 2011. (Foto: ist)

NEW  YORK, SATUHARAPAN.COM -  Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Ban Ki –moon, hari Senin (25/11)  mengatakan bahwa Konferensi  Jenewa II akan menjadi "kendaraan untuk transisi damai" dan enyelesaikan konflik di Suriah.

Konferensi yang akan diselenggarakan 22 Januari itu akan menjadi perundingan kedua pihak sejak konflik dan pemberontakan Maret 2011. "Ini adalah misi harapan," kata Ban kepada wartawan di markas besar PBB di New York, damn mengharapkan kedua pihak menghentikan kekerasan.

Ban  menyebutkan konferensi iru akan menjadi  "kendaraan untuk transisi damai" yang memenuhi aspirasi yang sah dari semua rakyat Suriah untuk kebebasan dan martabat, dan yang akan menjamin keamanan dan perlindungan kepada seluruh warga Suriah.

Tujuan Konferensi  Jenewa II  adalah dicapainya kesepakatan solusi politik untukmengakhiri  konflik melalui perjanjian komprehensif antara Pemerintah dan oposisi. Juga untuk implementasi secara penuh komunike Jenewa  yang merupakan hasil  pertemuan internasional pertama mengenai konflik Suriah pada 30 Juni 2012.

Komunike yang telah disahkan Dewan Keamanan PBB menjabarkan langkah-langkah kunci dalam proses untuk mengakhiri kekerasan. Di antara poin yang disepakati adalah pembentukan badan transisi berdasarkan kesepakatan bersama  dengan kekuasaan eksekutif penuh, termasuk  bidang militer dan keamanan.

"Saya berharap semua mitra dan pihak menunjukkan dukungan untuk negosiasi yang konstruktif," kata Ban. "Semua harus menunjukkan visi dan kepemimpinan."

Dia menambahkan bahwa akan menjadi "unforgiveable" (tak bisa dimaafkan) jika tidak memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menyelesaikan konflik. Dan ditegaskan bahwa konflik tetap merupakan "ancaman terbesar di dunia terhadap perdamaian dan keamanan" yang hanya dapat diselesaikan melalui cara-cara politik.

Libatkan Iran dan Arab Saudi

Konflik bersenjata di Suriah sendiri telah menewaskan lebih dari 100.000 orang, dan menyebabkan  hampir sembilan juta orang terpaksa mengungsi. Demikian juga dengan jumlah yang tak terhitung orang yang hilang dan ditahan, serta terjadi pelanggaran hak asasi manusia yang mengerikan, kata Ban.

Konflik itu juga menjadi  membebani wilayah di sekitar Suriah. Oleh karena itu, PBB mendesak semua pihak segera mengambil langkah menghentian kekerasan, akses bagi bantuan kemanusiaan, pelepasan tahanan dan pengembalian pengungsi Suriah ke rumah mereka.

Sementara itu,  Duta Liga Arab dan PBB, Lakhdar Brahimi di Jenewa mengatakan juga menyerukan langkah menghentikan konflik. "Kami mendorong pemerintah Suriah dan oposisi untuk tidak menunggu konferensi, untuk  mengambil beberapa langkah membangun kepercayaan, mengurangi kekerasan, membebaskan para tahanan dan menghentikan kekerasan.”


Tentang konferensi  disebutkan bahwa  Iran dan Arab Saudi kemungkinan akan berpartisipasi, selain para delegasi dari pemerintah Suriah dan oposisi. PBB meminta mereka segera mengirim nama-nama delegasi.

"Konferensi ini adalah benar-benar bagi Suriah untuk datang ke Jenewa dan berbicara satu sama lain,  dan, mudah-mudahan, mulai kredibel , dapat dilaksanakan, dan menjadi proses perdamaian yang efektif untuk negara mereka," kata dia.

Ketika ditanya tentang apakah Koalisi Nasional akan berperan sebagai delegasi oposisi, Brahimi mengatakan, "Tidak semua orang yang ingin datang ke Jenewa akan dapat datang. Mereka harus tahu bahwa ini bukanlah suatu acara, ini adalah sebuah proses," kata dia. Dan ditambahkan bahwa  semua orang yang ingin berpartisipasi dalam membangun kembali "republik baru Suriah akan dapat melakukannya dalam perjalanan proses. (un.org)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home