ITS Juara II Keamanan Kapal di Amerika Serikat
SURABAYA, SATUHARAPAN.COM – Basudewa, tim yang terdiri atas mahasiswa Departemen Teknik Perkapalan dan Teknik Sistem Perkapalan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, berhasil meraih peringkat dua dalam ajang Worldwide Ferry Safety Design Competition di Amerika Serikat. Kompetisi itu diadakan oleh Worldwide Ferry Safety Association.
Penghargaan prestasi membanggakan itu diserahkan langsung di New York, AS, Kamis (22/3/2018) waktu setempat atau Jumat (23/3) waktu Indonesia bagian barat. Keberhasilan tim ITS dalam ajang desain kapal ferry itu seakan menegaskan status Indonesia sebagai negara maritim terbesar di dunia.
Jangka Ruliyanto, Raja Andhika RR, Rahmat Diko Edfi, Novario Adiguna P, Alvinur, Yudha A, dan Riyan Bagus P, seperti dilansir laman its.ac.id adalah nama-nama yang berhasil mengharumkan nama Indonesia di Negeri Paman Sam. Tim Basudewa berkarya di bawah bimbingan Ir Agoes Santoso MPhil dari Departemen Teknik Sistem Perkapalan (Siskal) dan Hasanuddin ST MT dari Departemen Teknik Perkapalan.
Pada Worldwide Ferry Safety Design Competition itu, penilaian desain kapal ditentukan pada keamanan, faktor ramah lingkungan, mudah dibangun, dan biaya pembangunan yang murah. Desain kapal dirancang berdasarkan studi kasus yang berada di selat antara Singapura, Malaysia, dan Batam. Penilaian terhadap desain kapal ferry peserta kompetisi itu dilakukan secara online jarak jauh.
Secara struktur, desain kapal ferry rancangan Tim Basudewa memiliki keunggulan di bagian stabilitas, konstruksi kapal, serta disesuaikan dengan karakter dermaga dan laut yang mengacu pada ombak di Selat Singapura sebagai studi kasus.
Sementara sistem keamanan kapal ferry ini dirancang berdasarkan regulasi Safety of Life at Seas (Solas) 3 dan 4, di mana kapal memiliki pemadam api dan rute evakuasi sebagai standar keselamatan.
Selain itu, kapal ferry yang didesain tim mahasiswa ITS ini digerakkan menggunakan teknologi twin-screw water jet sebagai tenaga penggerak dengan menggunakan bahan bakar hibrida sebagai sumber energi. Menurut Jangka, penggunaan bahan bakar hibrida lebih hemat dari segi biaya operasional dibanding kapal ferry di Selat Singapura pada umumnya.
“Penghematan biaya bisa mencapai 17,21 persen,” Jangka menjelaskan.
Asia Meraih Tiga Besar
Kompetisi diikuti 19 negara, termasuk AS, Jerman, Prancis, Belanda, dan negara maju lain. Hal ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi tim ITS, karena mampu mengungguli negara-negara maju yang terkenal dengan teknologi terbarunya. “Kami bersanding dengan Singapura yang berhasil meraih juara satu dan India juara 3 serta Belanda sebagai juara 4. Alhamdulillah Asia meraih tiga besar,” tutur Jangka bangga.
Menurut Agoes Santoso, salah satu pembimbing Tim Basudewa, 19 negara yang mengikuti kompetisi itu semua siap dengan kualitas hasil dan mental. “Kita tidak menyangka bisa juara dua. Yang kami tanamkan adalah terus semangat menghasilkan desain kapal yang nyaman, handal, ramah lingkungan dan efisien,” kata dosen Sistem Perkapalan tersebut.
Sementara itu, Kepala Departemen Teknik Sistem Perkapalan ITS, Dr Eng M Badrus Zaman menambahkan kompetisi level dunia pada sektor teknologi maritim harus sering diikuti. Hal ini juga dalam rangka menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia, dalam hal ini ITS, mampu bersaing pada level dunia. “Momentum ini juga menunjukkan Indonesia siap menjadi poros maritim dunia,” kata doktor lulusan Kobe University Jepang itu. (its.ac.id)
Editor : Sotyati
RI Evakuasi 40 WNI dari Lebanon via Darat
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia mengevakuasi 40 Warga ...