Loading...
OLAHRAGA
Penulis: Prasasta Widiadi 07:32 WIB | Senin, 21 Desember 2015

Jaminan Hari Tua Diharap Jamin Masa Depan Atlet

Ilustrasi: Yayuk Basuki dalam sebuah tayangan televisi. (Foto: screenshot Youtube).

SEMARANG, SATUHARAPAN.COM - Anggota Komisi X DPR RI, Yayuk Basuki, berharap dengan  adanya jaminan hari tua bagi para atlet itu menjadikan atlet bisa berlatih dengan serius dan benar-benar menjadi atlet yang mampu meraih prestasi maksimal tanpa memikirkan masa depannya saat sudah tidak menjadi atlet.

“Seorang atlet bisa berlatih dengan serius dan benar-benar menjadi atlet yang mampu meraih prestasi maksimal tanpa memikirkan masa depannya saat sudah tidak menjadi atlet,” kata Yayuk Basuki saat menutup turnamen tenis antarmedia 2015 di lapangan tenis Jatidiri Semarang, Jateng, hari Minggu (20/12).

Dia sedang memperjuangkan mantan atlet yang pernah membela Indonesia mendapat uang pensiun jika sudah tidak menjadi atlet.

“Para atlet diharap bisa menikmati hari tuanya dengan uang pensiunnya misalnya Rp 2 juta, Rp 3 Juta atau berapapun jumlahnya," kata Yayuk.

“Sekarang ini memang bonus yang diberikan kepada atlet seperti juara SEA Games mendapat Rp 200 juta kemudian Asian Games Rp 400 juta kemudian saya dengar untuk Olimpiade mendatang Rp 5 miliar, tetapi kadang-kadang mereka sendiri bingung dalam membelanjakan uang itu. Kalau saya lebih baik dia mendapatkan jaminan hari tua,” kata dia.

Ia mengakui, memang menjadi atlet juga ada peran dari orang tua. "Tetapi kalau nantinya ada jaminan orang tua maka orang tua lebih mantap menjadikan anaknya menjadi atlet," katanya menegaskan.

Di sisi lain, kata Yayuk Basuki yang pernah menempati ranking 19 dunia saat menjadi profesional, dirinya merasa prihatin dengan perkembangan olahraga tenis sekarang ini.

"Dulu era saya menjadi atlet hampir semua instansi menggalakkan olahraga ini di lingkungan pegawainya," katanya.

Pebulu tangkis putri legendaris Indonesia, Susi Susanti mengapresiasi niat pemerintah memberi pensiun dan perhatian bagi atlet Indonesia peraih medali di Olimpiade, dia mengaku bersama beberapa atlet cabang olahraga lainnya menantikan perhatian tersebut  sejak lama, tapi dia tetap menghargai niat tersebut daripada tidak sama sekali.

“Sebenarnya mulai dari beberapa kali pergantian menpora kita semua insan olahraga dari zaman Orde Baru sampai sekarang zaman reformasi kita menunggu realisasi seperti itu (pemberian uang pensiun kepada atlet, red)  sekarang ini kan kalau dibilang telat ya memang, tapi mendingan telat daripada tidak sama sekali, karena buat saya yang penting ada satu penghargaan sehingga ada kepastian untuk masa depan atlet,” kata Susi Susanti kepada satuharapan.com di sela-sela final Kejuaraan Bulu Tangkis Astec Open 2015, hari Sabtu (12/9), di Gelanggang Olahraga Bulu Tangkis Senayan, Jl. Asia Afrika, Jakarta.

Susi memberi contoh pentingnya pemerintah mengeluarkan peraturan tentang pemberian uang pensiun agar tidak bernasib seperti  mantan atlet senam nasional, Amin Ikhsan (42) yang sudah hampir sepuluh bulan  menderita penyakit gagal ginjal akut akibat over trainning, dan hingga kini harus menjalani cuci darah rutin seminggu tiga kali di Bandung.

Pemerintah dituntut serius memberi perhatian kepada atlet, tidak hanya yang berprestasi di tingkat dunia, namun kepada seluruh cabang olahraga yang baru berkembang di Indonesia, salah satunya dengan jaminan asuransi hingga masa tua.

“Nah, untuk kesehatan mungkin sih kalau di masyarakat ada BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, red) yang mengurusi kesehatan, tetapi atlet kan ada skemanya sendiri, katanya memang kemarin saya denger-denger ada uang pensiun untuk atlet dari Kemenpora (Kementerian Pemuda dan Olahraga, red), ya itu baik, tetapi jangan  hanya untuk kesehatan, tetapi kan ada asuransi, nah kenapa dari situ nggak dipakai cabang olahraga itu untuk melindungi atlet,” kata Susi.  

Susi menyebut untuk atlet sebenarnya dapat dimulai dari perusahaan asuransi di Indonesia, yang menurut Susi, jumlahnya sangat banyak.   (Ant).

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home