Loading...
SAINS
Penulis: Sabar Subekti 14:57 WIB | Senin, 10 Oktober 2022

Jokowi Apresiasi Produksi Vaksin dengan Platform mRNA

Presiden meresmikan pabrik biofarmasi PT Etana Biotechnologies Indonesia yang memproduksi vaksin berbasis teknologi mRNA.
Presiden Joko Widodo meninjau fasilitas pabrik biofarmasi PT Etana Biotechnologies Indonesia di Kawasan Industri Pulogadung (JIEP), Jakarta. (Foto: BPMI Setpres/Muchlis Jr)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Presiden Joko Widodo meresmikan pabrik biofarmasi PT Etana Biotechnologies Indonesia di Kawasan Industri Pulogadung (JIEP), Jakarta, pada Jumat, 7 Oktober 2022. Presiden mengapresiasi pengembangan industri berbasis bioteknologi yang memproduksi vaksin dengan platform teknologi berbasis messenger RNA (mRNA) di Tanah Air.

“Saya sangat menyambut baik apa yang telah dilakukan PT Etana Biotechnologies Indonesia dalam memproduksi vaksin dengan platform mRNA. Ini adalah yang pertama di Asia Tenggara,” kata Presiden.

Vaksin, katanya, menjadi salah satu kebutuhan yang diperebutkan semua negara pada saat awal pandemi berlangsung. Presiden bersyukur, hingga saat ini pemerintah sudah menyuntikkan 440 juta dosis vaksin kepada rakyat sehingga Indonesia dinilai termasuk yang terbaik di dunia dalam hal mengelola dan mengendalikan pandemi.

“Kita enggak mau lagi ada pandemi, tetapi kalau di dalam negeri siap industrinya, paling tidak kita menjadi lebih tenang,” lanjutnya.

Presiden Jokowi juga meyakini bahwa pengembangan industri vaksin dalam negeri akan berdampak baik pada kesiapan Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian global. Apalagi, tambah Presiden, dalam industri bioteknolgi tersebut, tidak diperlukan waktu lama bagi vaksin baru untuk masuk ke dalam tahap uji klinis.

“Tadi disampaikan oleh Pak Nathan bahwa dalam dua bulan vaksin baru itu sudah bisa masuk ke uji klinis, sangat cepat sekali.” tambahnya.

Jokowi mendorong jajarannya untuk mendukung industri berbasis bioteknologi agar dikembangkan tidak hanya pada manusia, tetapi juga pada hewan dan tanaman.

“Kementerian Kesehatan juga mendukung sehingga ini bisa berkembang tidak hanya di biofarmasi, bioteknologi, tetapi nantinya juga bisa masuk ke hewan, ke tanaman, sehingga semuanya kita memiliki kemandirian dan kita bisa berdikari, betul-betul berdikari,” katanya.

Dalam kesempatan terpisah, Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, tren dunia dalam 10 tahun terakhir menunjukkan bahwa obat-obatan yang terjual di pasaran berbasis biologi. Oleh sebab itu, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan mendorong pengembangan obat-obatan tidak hanya berbasis kimia, tetapi juga biologi.

“Salah satunya programnya ini membangun industri bioteknologi. Kita pada 17 Agustus yang lalu meluncurkan pusat research terapan untuk precision medicine namanya BGSi. Itu juga pusat riset bioteknologi kesehatan,” kata Menkes.

Turut mendampingi Presiden dalam acara tersebut yaitu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, dan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan, Penny K. Lukito.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home