Loading...
INDONESIA
Penulis: Melki Pangaribuan 18:26 WIB | Rabu, 10 Juni 2020

Jokowi: Jangan Sampai Terjadi Gelombang Kedua COVID-19

Presiden Joko Widodo dan didampingi oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Idham Azis saat berolahraga di area sekitar Istana Kepresidenan Bogor dan Kebun Raya Bogor pada Minggu (7/6/2020). (Foto: Biro Pers Setpres)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Presiden Joko Widodo mengingatkan jajaran Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 untuk terus melanjutkan upaya dan kerja keras guna mencegah terjadinya gelombang kedua penularan virus corona baru.

“Ancaman COVID-19 masih ada. Kondisi dinamis. Ada daerah yang kasus barunya turun, ada yang daerah yang kasus barunya meningkat, ada daerah yang kasus barunya nihil, dan perlu saya ingatkan jangan sampai ada gelombang kedua (second wave). Jangan sampai ada lonjakan,” kata Presiden saat meninjau Kantor Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Jakarta, Rabu (10/6).

Presiden mengatakan situasi dinamis dalam penanganan COVID-19, dan tatanan normal baru akan terus terjadi hingga vaksin corona ditemukan, serta efektif bisa digunakan.

Penciptaan vaksin akan memakan waktu yang tidak sebentar, karena melalui tahapan yang kompleks dari uji klinis hingga produksi massal. Di saat itu pula, masyarakat diharapkan dapat beradaptasi dengan tatanan kebiasaan baru, yang mengedepankan protokol kesehatan dalam kegiatan sehari-hari.

“Adaptasi kebiasaan baru. Adaptasi itu bukan berarti kita menyerah apalagi kalah, tidak, tapi kita harus memulai kebiasaan baru sesuai protokol kesehatan sehingga masyarakat produkti tapi aman dari COVID-19,” kata Jokowi.

Penerapan kebiasaan baru di masing-masing daerah, kata Presiden, harus merujuk pada data dan fakta kasus COVID-19 di lapangan.

Kesimpulan dari data COVID-19 juga menjadi penentu kebijakan penanganan COVID-19 di masing-masing daerah untuk terus menekan angka penularan.

“Saya minta kalau data-data sudah bagus seperti itu, setiap hari diberikan peringakatnya kepada daerah-daerah yang kasusnya tertinggi, kematian tertinggi, sehingga semua daerah punya kewaspadaan yang sama dalam penanganan di lapangan,” kata Presiden.

Penerapan Normal Baru Berdasarkan Skala Prioritas

Jokowi menegaskan penerapan normal baru di masing-masing wilayah dilakukan secara bertahap dan berdasarkan skala prioritas.

"Tidak semua langsung kita buka, sektor dan aktivitas mulai dibuka secara bertahap, tidak langsung buka 100 persen," kata Presiden.

Presiden menyampaikan di beberapa daerah, sudah dilakukan pembukaan wilayahnya sebesar 50 persen. Beberapa daerah yang sudah melakukan hal tersebut akan dievaluasi secara berkala.

Presiden juga mengapresiasi pembukaan tempat ibadah dengan tetap menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah COVID-19.

Dia juga meminta jajarannya mencermati prioritas pemberlakuan normal baru pada sektor ekonomi yang memiliki tingkat penularan COVID-19 rendah namun memiliki dampak ekonomi tinggi seperti sektor pertanian, peternakan, perkebunan, industri manufaktur, konstruksi, perminyakan, pertambangan dan sebagainya.

Pada kesempatan itu Presiden juga menekankan pentingnya prakondisi normal baru secara ketat, yakni dengan terus menyosialisasikan kepada masyarakat secara masif atas pentingnya penggunaan masker, menjaga jarak, mencuci tangan dan tidak berkerumun dalam keramaian yang terlampau padat.

Jika hal tersebut terus disampaikan terus menerus, serta diikuti simulasi-simulasi yang baik Presiden meyakini masyarakat akan memiliki kesiapan ketika normal baru sudah betul-betul diterapkan.

"Saya juga sudah memerintahkan Panglima TNI dan Kapolri untuk menghadirkan aparat di daerah, untuk mengingatkan warga atas protokol kesehatan," ujar Presiden. (Ant)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home