Loading...
HAM
Penulis: Sabar Subekti 00:34 WIB | Rabu, 30 Juli 2014

Jutaan Orang Mengungsi karena Konflik Agama

Warga Kristen yang mengungsi dari kota Mosul Irak, berdoa pada hari Sabtu (19/7) di Gereja Mar Aframa di kota Qaraqoush. Mereka mengungsi akibat ancaman pembunuhan oleh ISIS atau pindah agama. (Foto dari Al Ahram/AP)

WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Konflik dan represi agama di seluruh dunia pada 2013 mendorong terjadinya pengungsian massal terbesar komunitas agama dalam beberapa tahun terakhir. Demikian diungkapkan pemerintah Amerika Serikat pada hari Senin (28/7).

"Di hampir setiap sudut dunia, jutaan umat Kristen, Muslim, Hindu, dan berbagai penganut keyakinan lain dipaksa mengungsi dari rumah mereka karena kepercayaan yang mereka anut," kata pemerintah Washington dalam International Religious Freedom Report yang dikeluarkan setiap tahun.

"Karena ketakutan atau dipaksa, seluruh wilayah ditinggalkan oleh penduduknya."

Dari Timur Tengah sampai Asia dan melebar ke Afrika dan Eropa "komunitas- komunitas itu menghilang dari wilayah historis yang menjadi tempat tinggal tradisional mereka," ungkap laporan tersebut.

Laporan kondisi 2013, yang disiapkan Departemen Luar Negeri, menyebutkan bahwa keberadaan komunitas Kristen di Suriah semakin mengecil setelah perang sipil tiga tahun.

Di Homs, populasi Kristen turun menjadi 1.000 orang dari 160.000.

Akibat konflik politik Mesir yang mengakibatkan pelengseran presiden Mohamed Morsi dan penumpasan gerakan Ikhwanul Muslimin, gereja-gereja Kristen dan usaha serta bisnis milik penganut Nasrani dijarah dan dibakar.

"Ketika 75 persen populasi dunia masih tinggal di negara-negara yang tidak menghormati kebebasan beragama, menurut saya, kita masih akan menjalani perjalanan yang panjang," ujar Menteri Luar Negeri AS John Kerry ketika memaparkan isi laporan itu.

Jutaan orang melarikan diri dari Republik Afrika Tengah tahun lalu, ketika sekitar 700 orang tewas karena kekerasan sektarian. Di Myanmar, kekerasan di provinsi Meikhtila membunuh 100 orang dan 140.000 orang harus meninggalkan rumah mereka.

"Korea Utara kembali menonjol karena larangan absolut untuk organisasi agama dan hukuman berat untuk aktivitas religius yang tidak disetujui," ungkapnya. Sementara itu, negara-negara seperti Arab Saudi, Iran dan Sudan menerapkan larangan ketat terhadap kelompok agama "yang tidak diakui negara."

Di Tiongkok represi agama terjadi terhadap penganut Falun Gong, anggota gereja bawah tanah dan pastor Katolik yang tidak terdaftar di administrasi negara. Juga muncul laporan terjadi penyiksaan terhadap Muslim Uighur.

Militan di Pakistan membunuh 400 Muslim Syiah dalam serangan sektarian pada 2013 dan lebih dari 80 penganut Kristen tewas karena bom gereja.

"Meningkatnya sentimen anti-Semit dan anti-Muslim di beberapa bagian Eropa juga menunjukkan sikap intoleran tidak hanya terbatas di negara-negara konflik," tekan laporan itu, menambahkan bahwa komunitas Yahudi di beberapa negara Eropa mempertimbangkan emigrasi. (AFP)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home