Loading...
INDONESIA
Penulis: Ardy Pradana Putra 12:33 WIB | Minggu, 16 November 2014

Kampanye Antikekerasan Perempuan dengan Lomba Lari

Kampanye Antikekerasan Perempuan dengan Lomba Lari
Peserta lomba lari Cha Cha Run bersiap untuk lari di Lapangan Parkir FISIP, Kampus UI, Depok hari Minggu (16/11) pagi. Peserta lomba diwajibkan membawa balon yang disediakan panitia ketika lari. Ajang Cha-Cha Run merupakan bentuk kampanye kewaspadaan terhadap kekerasan perempuan. (Foto-foto : Ardy Pradana Putra)
Kampanye Antikekerasan Perempuan dengan Lomba Lari
Kampanye Antikekerasan Perempuan dengan Lomba Lari
Salah seorang peserta tampak antusias mengikuti lomba lari bertajuk "Cha Cha Run" di Kampus UI, Depok, Minggu (16/11) pagi. Peserta didominasi kalangan mahasiwa.
Kampanye Antikekerasan Perempuan dengan Lomba Lari

DEPOK, SATUHARAPAN.COM - Ratusan orang mengikuti lomba lari bertajuk “Cha Cha Run 5K Charity Run” (Cha Cha Run), pada hari Minggu (16/11) pagi di Kampus UI, Depok. Cha Cha Run diselenggarakan sebagai bentuk kampanye kewaspadaaan terhadap kekerasan perempuan.

Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Kriminologi (Himakrim) Faris Aceriza mengatakan lomba lari merupakan metode efektif untuk  meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap kekerasan perempuan. “Melalui lomba lari kami menyerukan agar masyarakat peduli dengan masalah kekerasan terhadap perempuan.

“Selama ini perempuan dipersepsikan sebagai orang yang lemah oleh masyarakat, padahal anggapan itu sama sekali salah. Maka dengan lomba lari, kami mencoba mengajak masyarakat peduli dan sadar dengan masalah-masalah kekerasan perempuan ” kata Faris.

Peserta tampak antusias dan gembira mengikuti ajang Cha Cha Run, walaupun pada awal lomba cuaca sempat gerimis. Peserta mulai berdatangan sejak jam 06:00 WIB satu jam sebelum acara dimulai.

Rute lari ajang Cha Cha Run menempuh jarak lima km di dalam lingkungan Kampus UI, dengan titik mulai di Lapangan Parkir FISIP UI.  Peserta Cha Cha Run lari mengitari Kampus UI dan finis di tempat awal (Lapangan Parkir FISIP UI).

Ajang Cha Cha Run mendapat perhatian dari masyarakat yang beraktivitas di lingkungan kampus UI, karena peserta diwajibkan membawa balon berwarna merah jambu yang disediakan panitia ketika lari.

Faris menyatakan balon yang dibawa peserta ketika lari merupakan simbol perjuangan perempuan korban kekerasan mendapat keadilan.

“Balon yang dibawa peserta ketika lari merupakan simbol tantangan, agar publik memperjuangan kepentingan korban perempuan” kata Faris.

Sementara Ketua Pelaksana Ajang Cha Cha Run Rifan Adriansyah mengatakan ajang ini murni bertujuan untuk menggalang kewaspadaan publik terhadap kekerasan perempuan.

“Kami tidak mengambil keuntungan dari acara ini. Berbeda dengan ajang lomba lari lainnya yang bertujuan komersial. Uang pendaftaraan peserta  Cha Cha Run akan disumbangkan ke LBH APIK Jakarta,” kata Rifan.

“Ajang Cha Cha Run sukses menarik perhatian publik di lingkungan Kampus UI, walaupun diselenggarakan sederhana, peserta tampak antusias mengikuti lomba ini, “ tambah Rifan.

Salah seorang peserta Cha Cha Run menyatakan ajang ini sukses menarik perhatian publik. “Menurut saya Cha Cha Run menarik, ajang ini memiliki tema yang bagus, yaitu kewaspadaan terhadap kekerasan terhadap perempuan,” kata Tua M. Naibaho, seorang mahasiswa UI.

Panitia menyediakan hadiah sepatu olahraga dari sponsor bagi sepuluh peserta -yang didominasi kalangan mahasiswa- tercepat sampai ke garis finis. Cha Cha Run ditutup dengan pelepasan balon yang dibawa peserta ketika lari.

Lomba lari ini diselenggarakan atas kerja sama Himakrim dan LBH Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan (APIK) Jakarta, lembaga yang fokus melakukan advokasi kepentingan korban perempuan.

Cha Cha Run merupakan  rangkaian acara Krim Fest 2014, yang menghadirkan seminar, unjuk bincang, bedah buku, proyek sosial dan pertunjukan musik dengan tema isu-isu kekerasan terhadap perempuan. Krim Fest berlangsung dari 16 November – 21 November.
 

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home