Loading...
FLORA & FAUNA
Penulis: Sotyati 16:15 WIB | Kamis, 21 April 2016

Kapuk Randu, Tumbuhan Multifungsi yang Tergilas Modernisasi

Kapuk randu (Ceiba petandra). (Foto: gsabatti.free.fr)

SATUHARAPAN.COM – Tak banyak lagi orang memakai kasur berbahan serat kapuk randu saat ini. Alasan kepraktisan menyebabkan orang lebih memilih membeli kasur busa, yang tidak perlu harus sering-sering dijemur seperti kasur serat kapuk randu, untuk mengembalikan kepegasannya.

Seiring modernisasi itu pula, kapuk randu pun mulai ditinggalkan. Pohonnya, yang tiga tahun lalu masih mudah dijumpai di sepanjang Jalan Raya Kalimalang, di Jakarta Timur, contohnya, mulai hilang ditelan pesatnya pembangunan.

Kapuk randu, atau kapuk, juga dikenal sebagai kapas jawa, kapok jawa, atau kapas sutra. Dalam bahasa Inggris, pohon ini disebut ceiba, diambil dari nama genusnya, yang merupakan simbol kesucian dalam mitologi bangsa Maya.

Kapuk randu yang memiliki nama ilmiah Ceiba petandra, (L.) Gaertn, seperti dikutip dari wikipedia.org, adalah tumbuhan asli Meksiko, bagian utara Amerika Selatan, Amerika Tengah, dan Karibia. Namun, ada varietas lain dari Ceiba petandra, (L.) Gaertn, yakni Ceiba petandra var. guineensis, yang berasal dari sebelah barat Afrika.

Para ahli mengelompokkan pohon tropis ini ke dalam ordo Malvales dan famili Malvaceae. Sebelumnya para ahli mengelompokkannya ke dalam famili terpisah, Bombacaceae.

Pohon kapuk randu tumbuh hingga setinggi 60-70 m, dan diameter pohon dapat mencapai 3 m. Kapuk randu tumbuh dengan baik pada ketinggian kurang dari 500 meter di atas permukaan air laut, dan menyukai curah hujan yang melimpah, sekitar 1.500 mm per tahun

Batang dan juga cabang-cabangnya yang berwarna hijau, kadang-kadang berduri. Daunnya berwarna hijau, memiliki tulang daun menjari.

Buah kapuk randu berbentuk lonjong, berwarna hijau menyerupai kulit batang dan daunnya. Jika buah kapuk randu sudah tua, akan berubah warnanya menjadi cokelat kehitaman. Di dalam buah randu terdapat serat halus putih yang disebut kapas atau kapuk randu.

Buah-buah kapuk randu tua akan pecah merekah, menyebabkan serat-serat kapuk berwarna putih itu berterbangan tertiup angin, seperti terlihat di salah satu jalan di Kota Bogor yang sepanjang jalannya dinaungi pohon kapuk randu.

Akar kapuk randu menyebar horizontal, di permukaan tanah.

Dari tempat asalnya, tumbuhan ini menyebar ke Amerika Selatan dan Asia, terutama di Pulau Jawa, Malaysia, Filipina. Karena penyebaran yang luas itu pula kapuk randu dikenal dengan berbagai nama lokal. Selain ceiba atau  kapok, dalam bahasa Inggris tumbuhan ini dikenal dengan nama white silk-cotton tree. Di daratan India, kapuk randu dikenal dengan nama safed semal (Hindi), dan moreh tera (Manipuri). Nama lainnya adalah ceiba (Spanyol), fromager (Prancis), kankantrie (Suriname).

Manfaat dan Khasiat

Buah kapuk randu merupakan sumber serat, yang sejak lama digunakan dalam berbagai industri, di antaranya industri mebel, elektronika, kesehatan, dan pemintalan.

Pada industri mebel, serat kapuk digunakan untuk pengisian bantal, kasur, jok kursi, dan matras.  

Serat kapuk randu digunakan untuk isolator panas dan peredam suara pada industri elektronika. Pada dunia kesehatan, serat kapuk randu dimanfaatkan sebagai pengisi sabuk penolong, pembalut luka, dan pengisi pakaian pelindung.

Serabut kapuk randu juga digunakan untuk membuat benang dalam industri pemintalan.

Selain buahnya, bagian lain dari kapuk randu juga memiliki manfaat. Kulit kering kapuk randu digunakaan sebagai bahan bakar. Biji yang mengandung minyak digunakan dalam industri sebagai pelumas dan minyak lampu, oleh sebab itu dapat dipakai sebagai bahan baku energi.

Di Filipina, daun muda kapuk randu dimakan sebagai sayuran. Di Thailand, bunga dan buah mudanya dimakan. Di sebagian daerah di Jawa, polong yang sangat muda dimakan.

Kayu kapuk randu memiliki nilai ekonomis tinggi. Mengutip dari ilmupengetahuan.com, kayu kapuk  randu diolah menjadi berbagai produk, seperti papan yang bisa digunakan untuk membuat kotak pengemas atau peti, meja untuk tenis meja, salon atau kotak sound system, dan papan alas pengecoran pada bangunan. Kayu kapuk randu juga dapat diolah menjadi bahan baku pembuatan kertas.

Kulit batang randu dapat digunakan sebagai bahan untuk pembuatan tali.

Daun randu secara tradisional dimanfaatkan sebagai obat herbal dan diyakini dapat mengobati sakit batuk, diare, menjadi obat penghilang bekas luka, obat penyubur rambut, obat sakit mata.

Kapuk randu juga dimanfaatkan dalam pembuatan sabun. Abu kulit buah kapuk, seperti dikutip dari penelitian Ambarwati dan tim pada 2006, dapat dimanfaatkan untuk campuran dalam pembuatan sabun, juga terbukti dapat digunakan sebagai bahan pupuk karena banyak mengandung kalium.

Selain abu kulit buah, biji kapuk randu yang banyak mengandung minyak, juga dapat digunakan untuk bahan pembuatan sabun. Bungkilnya, dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak atau pupuk organik.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home