Loading...
SAINS
Penulis: Sabar Subekti 20:29 WIB | Senin, 29 April 2013

Kasus Hukuman Fisik di Sekolah Jepang Meningkat

Pejabat Dewan Pendidikan di Kota Osaka meminta maaf pada 14 Februari atas kasus hukuman fisik yang menyebabkan kapten tim bola basket sebuah sekolah bunuh diri. (Foto: Asahi Shimbun)

TOKYO, SATUHARAPAN.COM – Kenaikan angka hukuman fisik yang terjadi di sekolah telah menimbulkan kekhawatiran di Jepang. Demikian hasil survei kementerian pendidikan setempat seperti yang dilaporkan The Ashahi Shimbun, Minggu (28/4) di Tokyo.

Sebuah survey yang dilakukan dalam kurun April 2012 hingga Januari  2013 menunjukkan angka kenaikan tindakan guru yang menghukum secara fisik kepada murid, seperti melakukan tugas kebersihan, bahkan ada kasus seorang pemain basket sekolah lanjutan atas yang akhirnya bunuh diri.

Sebanyak 840 guru diketahui telah memberikan hukuman fisik pada siswa dalam kurun tersebut di sekolah dasar negeri, sekolah lanjutan pertama, sekolah lanjutan atas, bahkan sekolah untuk anak-anak dengan kebutuhan khusus, demikian survei itu mengungkapkan.

Angka tersebut 2,1 kali lebih tinggi dari tahun sebelumnya (April 2011-Maret 2012) dan merupakan angka tertinggi sejak kasus hukuman fisik didata pada 1977, kata kementerian itu.

Peningkatan tajam merupakan dampak dari meningkatnya  laporan kasus hukuman fisik, setelah insiden yang dipublikasikan di sekolah lanjutan atas di Sakuranomiya di Osaka yang menyoroti kasus pada bulan Januari 2013. Seorang guru pria di sekolah tersebut menghukum secara fisik berulang kali kepada kapten klub basket. Akibat tekana ini, siswa tersebut bunuh diri pada Desember 2012. Guru tersebut kemudian diberhentikan.

Menurut survei, melakukan hukuman fisik tersebar luas di seluruh sekolah. Data survei itu menunjukkan bahwa 840 guru dikategorikan melakukan hukuman fisik. Kasus itu, sebanyak 189 di sekolah dasar, naik dari 81 pada tahun 2011. Kasus di sekolah lanjutan pertama sebanyak 416, naik dari 180, dan  220 kasus di sekolah menengah atas, naik dari 139. Kasus lain sebanyak 15 terjadi di sekolah-sekolah untuk anak dengan kebutuhan khusus, naik dari empat kasus.

Dari 840 guru yang terlibat, 84 guru mendapatkan sanksi disiplin, dan dua guru dipecat. Di Kobe, seorang guru dipecat, karena memukul siswa hingga cacat. Guru itu juga menggunakan senjata tajam dan mengeluarkan kata-kata yang tak pantas.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home