Loading...
INDONESIA
Penulis: Dewasasri M Wardani 10:50 WIB | Selasa, 02 Desember 2014

Kebutuhan TKI Perawat di Jepang Meningkat

Semua TKI perawat yang akan bekerja ke Jepang dipersyaratkan mengikuti proses berbagai macam seleksi dan yang telah dinyatakan matching aka menjalani pelatihan Bahasa Jepang. (Foto: bnp2tki)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kelulusan matching (kecocokan dengan pengguna/user) calon tenaga kerja Indonesia (TKI) yang akan bekerja sebagai perawat di Jepang, untuk penempatan tahun 2015 mengalami peningkatan. Jumlah yang lulus matching akhir 285 orang, terdiri dari 68 TKI perawat pasien di rumah sakit (nurse) dan 217 TKI perawat orangtua usia lanjut (careworker).

Deputi Penempatan BNP2TKI Agusdin Subiantoro ketika ditemui bnp2tki.go.id di ruang kerjanya di Jakarta, Senin siang (1/12) mengungkapkan, “Kelulusan matching akhir 285 calon TKI perawat yang akan bekerja ke Jepang untuk penempatan 2015 ini mengalami peningkatan sebanyak 98 orang dibanding kelulusan tahun penempatan 2014 sebanyak 187 orang.”

Menurut Agusdin, peningkatan jumlah kelulusan matching akhir calon TKI perawat untuk penempatan tahun 2015 mendatang ini juga terjadi pada sisi jabatan. Untuk TKI nurse meningkat sebanyak 27 orang, yakni dari 41 orang penempatan tahun 2014 menjadi 68 orang pada penempatan 2015. Kemudian untuk TKI careworker meningkat sebanyak 71 orang, yakni dari 146 orang penempatan tahun 2014 menjadi 217 orang pada penempatan 2015.

Sebanyak 285 calon TKI perawat yang lulus matching akhir ini, pada Jumat (28/11) lalu mulai menjalani pelatihan Bahasa dan Budaya Jepang di Gedung Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bahasa (P4TK Bahasa) Kemendikbud di Jalan Gardu, Srenseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan. “Mereka akan menjalani pelatihan Bahasa dan Budaya Jepang di Tanah air selama 6 (enam) bulan, dan hal yang dilanjutkan di Jepang selama enam bulan sebelum kemudian ditempatkan bekerja sesuai permintaan pihak user,” kata Agusdin.

Penempatan TKI nurse dan careworker ke Jepang ini, merupakan program kerja sama antarpemerintah (Government to Governemnet/G to G). Hal ini terjadi berdasarkan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara BNP2TKI atas nama pemerintah Indonesia, dengan JICWELS (Japan International Corporation for Welfare Services) selaku lembaga bentukan Pemerintah Jepang, yang membawahi program G to G di dalam penempatan TKI perawat di Jakarta pada Mei 2008. Program ini menindaklanjuti kesepakatan Indonesia-Jepang Economic Partnership (IJEPA) yang waktu itu ditandatangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe di Tokyo, Jepang, pada 20 Agustus 2007.

Agusdin menjelaskan, semua TKI perawat yang akan bekerja ke Jepang dipersyaratkan mengikuti proses seleksi administrasi, tes kemampuan perawat, tes psikologi, mengikuti interview, dan Japanese Quiz dan Aptitude Test oleh JICWELS. Juga melakukan medical check up bagi yang telah dinyatakan matching, mereka akan menjalani pelatihan Bahasa Jepang selama enam bulan di Indonesia dan enam bulan di Jepang.

Setelah enam bulan menjalani pelatihan bahasa Jepang pada Lembaga Pelatihan HIDA (Human Resources and Industry Development Association) di Jepang, para TKI perawat itu akan menjalani kontrak kerja. Untuk TKI nurse akan menjalani kontrak kerja selama tiga tahun, dan TKI perawat careworker akan menjalani kontrak kerja selama empat tahun.

Para TKI perawat nurse dan careworker, juga akan mendapatkan kesempatan mengikuti ujian nasional Bahasa Jepang. Bagi yang lulus ujian nasional Bahasa Jepang ini, mereka akan mendapatkan kesempatan memperpanjang kontrak kerja sesuai kesepakatan kedua belah pihak antara TKI dan pengguna (users).

Ungguli Filipina dan Vietnam

Agusdin mengatakan, penempatan TKI perawat program G to G ke Jepang ini terjadi sejak tahun 2008 hingga sekarang jumlahnya mencapai 1.235 orang, terdiri dari 481 TKI nurse dan 754 TKI careworker. Penempatan TKI perawat ke Jepang dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan. Dibanding dengan Filipina dan Vietnam, penempatan TKI perawat baik nurse maupun careworker mempunyai potensi bersaing yang cukup besar, sebab peluang penempatannya masih cukup besar.

Agusdin mengungkapkan, peluang bekerja di Jepang bagi TKI cukup besar. Saat ini usia harapan hidup dan orang tua usia lanjut di Jepang cukup tinggi. Sedangkan generasi muda dan orang usia muda di Jepang dikenal sibuk, sehingga tidak sempat merawat para orangtua mereka yang sudah usia lanjut. Banyak orang tua usia lanjut di Jepang yang dititipkan di panti-panti jompo.

Agusdin mengatakan, bahwa skill dan kemampuan berbahasa TKI di Jepang di atas rata-rata tenaga kerja dari Filipina. Dan bahkan, di dalam kemampuan berbahasa Jepang, keberadaan TKI di Jepang setara dengan tenaga kerja domestik. “Kemampuan TKI di dalam berbahasa Jepang itu, setidaknya telah diakui pimpinan JICWELS di Jepang,” katanya.

Berdasarkan informasi dari institusi di Jepang yakni Asosiasi Panti Lansia Ibaraki mengenai permintaan TKI perawat medis dan perawat panti usia lanjut sampai dengan tahun 2020 mencapai 1.000.000 orang. “Untuk ini kami mohon TKI nurse dan TKI careworker diberikan kesempatan yang lebih besar dapat bekerja di Jepang,” kata Agusdin. (bnp2tki.go.id)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home