Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 14:40 WIB | Jumat, 17 Februari 2017

Kemendag akan Beri Sanksi Tegas Importir Cabai Tiongok-India

Ilustrasi. Pedagang bumbu masakan mengemas sambal ke dalam kantung plastik di pasar Setonobetek Kota Kediri, Jawa Timur, Selasa (7/2). Pedagang terpaksa menaikan harga berbagai jenis sambal hingga 50 persen dari harga normal guna mensiasati tingginya bahan baku berupa cabai yang harganya kembali merangkak naik. (Foto: Antara/Prasetia Fauzani)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga, Inspektur Jenderal Pol. (Purn) Syahrul Mamma, belum dapat memastikan hasil tim investigasi yang memeriksa keberadaan impor cabai dari Tiongkok dan India di sejumlah daerah di Indonesia.

Syahrul mengatakan, pihaknya sedang menyelidiki kebenaran cabai impor di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, sejak pekan lalu.

“Belum, kita baru cek, baru arahkan staf untuk mengecek.  Ya belum, kita kan lagi (periksa),” kata Syahrul Mamma kepada satuharapan.com, di kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta, hari Jumat (17/2).

Syahrul mengatakan, pihaknya akan mengambil langkah hukum untuk menindak tegas pelaku impor cabai tersebut dan akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat untuk tindakan lebih lanjut.

“Kalau umpama memang kita temukan nanti, ya kita akan lakukan langkah-langkah hukum,” katanya.

Sementara itu di tempat yang sama, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag, Oke Nurwan, mengatakan, Kemendag tidak menerbitkan izin impor cabai meskipun harga cabai di sejumlah daerah di Indonesia melonjak sangat tinggi.

“Soalnya yang sejauh saya ketahui, kami tidak menerbitkan izin impor untuk cabai segar,” kata Oke Nurwan.

Masuknya cabai impor ke Tulungagung ditengarai akibat meroketnya harga cabai lokal Rp 112.000-140.000 per kilogram.

Baca juga: Kemendag Tak akan Impor Meski Harga Cabai Tinggi

Kabag Humas Pemkab Tulungagung, Sudarmaji, sebelumnya membenarkan adanya cabai impor telah menyerbu pasar Tulungagung. Menurut dia, hal itu bukan permasalahan mengingat sebagian besar petani cabai lokal mengalami gagal panen.

"Tidak menjadi masalah. Justru menjadi alternatif. Sebab dengan gagal panen, harga cabai lokal melambung tinggi dan nyaris tidak terjangkau," kata Sudarmaji seperti dikutip dari media lokal pekan lalu.

Dia mengatakan, saat ini kebutuhan masyarakat juga meningkat akan tetapi tidak diimbangi hasil panen cabai sebab hampir seluruh petani cabai mengalami gagal panen, yang membuat harga cabai dipasaran menjadi meningkat.

"Informasi yang kami dapat memang benar jika ada cabai impor yang masuk ke Tulungagung. Masyarakat saat ini sangat membutuhkan adanya cabai tersebut," katanya.

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home