Loading...
DUNIA
Penulis: Prasasta 10:43 WIB | Sabtu, 29 Juni 2013

Kerja Sama ASEAN-China Langkah Tepat dan Saling Menguntungkan

Kerja Sama ASEAN-China Langkah Tepat dan Saling Menguntungkan
Abdullah Badawi (foto: www.pataninews.net)
Kerja Sama ASEAN-China Langkah Tepat dan Saling Menguntungkan
suasana World Peace Forum (www.scmp.com)
Kerja Sama ASEAN-China Langkah Tepat dan Saling Menguntungkan
Imron Cotan (kiri, dubes RI untuk Cina) (foto: www.setkab.go.id)

BEIJING, SATUHARAPAN.COM – (Association South East Asian Nation) ASEAN melakukan langkah yang benar dengan bekerja sama dengan China sebagai  mitra dialog, karena ASEAN dapat mengambil manfaat dari negara tersebut yang memiliki wilayah yang luas dan kekuatan ekonomi yang sangat besar.

Hal ini dikatakan mantan Perdana Menteri Malaysia, Abdullah Ahmad Badawi, dalam salah satu sesi World Peace Forum di Liaoning International Hotel, di Beijing, Jumat (27/6). Sebagaimana dikutip dari situs Sekretaris Kabinet setkab.go.id.

“ASEAN dapat mengambil manfaat dari China, sebagai negara tetangga di kawasan yang memiliki luas wilayah dan kekuatan ekonomi yang sangat besar, serta memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas kawasan. Sebaliknya, China dapat memanfaatkan ASEAN way untuk mencari jalan keluar dari konflik-konflik perbatasan yang mengancam keamanan regional,” ujar Badawi.

Keamanan Kawasan

Pada forum yang digelar oleh Tsinghua University ini, Duta Besar Indonesia untuk China, Imron Cotan memimpin panel 9 dengan tema Relations Between China and Its Neighbour (Hubungan China dan Negara Tetangga). Selain Ahmad Badawi, dalam kesempatan itu hadir Yang Yanyi, (Mantan Duta Besar China untuk Brunei Darussalam), Subramanian Swamy (Mantan Menteri Perdagangan India), dan Yoon Young Kwan (Mantan Menteri Luar Negeri Korea Selatan).

Yang Yanyi mengungkapkan bahwa pembangunan China saat ini merupakan pembangunan yang terfokus pada kawasan, dengan tetap berpegang teguh pada transparansi dan inklusifitas, sehingga berbagi kemajuan dengan negara-negara lain. Yang Yanyi prihatin tentang konflik di Semenanjung Korea. Pihaknya mendukung bahwa harus ada ketegasan pelaksanaan denuclearization di kawasan Asia Pasifik.

“Saya memandang bahwa konflik Semenanjung Korea harus diselesaikan dari akarnya, dan tidak melibatkan penggulingan suatu rezim Pemerintahan,” ujar Yanyi.

Pada kesempatan yang sama, Subramaniam mengatakan walau pernah ada konflik perbatasan antara India dan China, hal itu tidak memberi pengaruh secara emosional dalam kerjasama saat ini. Bahkan India dan China aktif dalam mengatasi konflik dan memajukan ekonomi kawasan di masa mendatang. Subramaniam menyanyangkan bahwa ketidakstabilan keamanan yang terjadi di Afghanistan, dan Pakistan dapat berimbas ke wilayah Xinjiang, China.

Upaya sebuah negara untuk menjaga keamanan dapat memotivasi negara lain untuk melakukan hal yang sama, ini ditegaskan Yoon Yung-Kwan. Oleh sebab itu, Korea Selatan mengharapkan China mengambil peran yang lebih aktif dalam proses negosiasi konflik Semenanjung Korea, dengan memanfaatkan jalur-jalur non-diplomatik, kata Yoon Young-kwan.

Imron Cotan menutup panel diskusi tersebut dengan harapan nantinya hubungan China dengan negara-negara tetangganya adalah suatu bagian dari peristiwa sejarah manusia. Imron mewakili pemerintah Indonesia menyambut baik pembangunan damai yang diharapkan menjadi tolok ukur pembangunan kawasan.

Sebaliknya negara-negara yang ada dalam suatu kawasan harus sesegera mungkin menerapkan prinsip saling mengikat tanpa mempengaruhi ideologi negara lain, sebagaimana telah dicontohkan ASEAN.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home