Loading...
INSPIRASI
Penulis: Tjhia Yen Nie 01:00 WIB | Selasa, 02 Agustus 2016

Kesia-siaan Belaka

Masihkah kita berharap memberikan warisan yang dapat dicuri dan dimakan ngengat untuk anak cucu kita?
Foto: istimewa

SATUHARAPAN.COM – ”Papi mertua gue kemarin kerampokan,” cerita salah seorang teman yang membuat kami tercekat.

Gimana kejadiannya?” salah seorang teman lain menimpali.  Kemudian dia menceritakan kronologi kejadian tersebut.

”Papi shock, koleksi almarhumah mami berupa berlian beraneka ragam lenyap,” lanjutnya sambil menceritakan kondisi ayah mertuanya yang sudah memasuki usia 70 tahun.

Saat itu terbayang bagaimana kecewanya Sang Ayah mendapati berlian bernilai menakjubkan hasil pengumpulan seumur hidup istrinya tiba-tiba lenyap.  Mendengar berapa total harga berlian-berlian tersebut membuat saya dan beberapa teman terhenyak. ”Wow, mahal sekali,” seru teman yang lain.

”Padahal Papi sudah buat surat wasiat untuk membagi berlian itu ke anak-anaknya sebagai warisan seperti keinginan Mami,”lanjutnya kembali.

Saya sejenak berpikir, untuk apakah berlian tersebut dikumpulkan? Mungkin perhiasan tersebut sesekali dipakai saat pesta. Karena harganya sangat mahal, tidak mungkin dipakai sehari-hari di rumah.  Tetapi, apakah orang lain tahu kalau harga perhiasan itu sedemikian mahalnya? Dan kalaupun tahu, apakah fungsinya? Apakah membuat diri lebih bernilai?

Mungkin bisa juga perhiasan itu dikumpulkan sebagai investasi yang akan diwariskan kepada anak cucunya.  Namun, pencuri ternyata mengambilnya. Dan hasil kerja keras bertahun-tahun itu hilang dalam sekejap.  Kalau sudah begitu, bukankah semua adalah kesia-siaan belaka?

Pada khotbah minggu di gereja, Sang Pendeta menanyakan apakah kita masih ingat nama kakek buyut kita? Atau ayah dari kakek buyut kita yang pada zaman perang berjuang mati-matian demi generasi berikutnya, yaitu kita sekarang? 

Tiba-tiba pertanyaan itu membuat saya teringat ibu mertua teman saya yang dalam hidupnya mengumpulkan berlian, dititipkan kepada suami tercinta untuk dijadikan warisan generasi berikutnya, tentu dia berharap barang bernilai itu akan berguna bagi anak cucunya. Ternyata memang, semua adalah kesia-siaan. Seperti kata Pengkhotbah: ”Kesia-siaan belaka. Segala sesuatu adalah sia-sia.”

Nah, jika demikian, masihkah kita berharap memberikan warisan yang dapat dicuri dan dimakan ngengat untuk anak cucu kita?

 

Email: inspirasi@satuharapan.com

Editor : Yoel M Indrasmoro


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home