RIP Christina Rantetana, Jenderal Perempuan Pertama TNI AL
BEKASI, SATUHARAPAN.COM - "Kabar duka datang dari TNI AL dan warga komunitas Katolik di Kompleks Perumahan Harapan Indah, Bekasi. Laksmana Muda (Purn) Christina Rantetana, Jenderal perempuan pertama Indonesia yang berhasil meraih pangkat bintang dua di jajaran TNI, khususnya TNI AL. Ia telah berpulang ke pangkuan Bapa di Surga."
Demikian pesan singkat dari pendeta Weinata Sairin dari Gereja Kristen Pasundan yang dikirim pada Minggu (31/7) malam. Menurut dia, TNI telah kehilangan salah seorang putri terbaiknya.
Christina adalah dan warga komunitas Katolik di Kompleks Perumahan Harapan Indah, Bekasi. Ia meninggal dunia hari pada Minggu (31/7) malam di RSAL Mintoharjo, Benhil, Pejompongan, Jakarta Pusat.
Laksamana Muda TNI (Purn) Christina Maria Rantetana, SKM, MPH, dikutip dari wikipedia.org, lahir di Makale Tana Toraja, Sulawesi Selatan, 24 Juli 1955. Ia adalah perempuan pertama di Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI-AL) yang mengikuti pendidikan Sekolah Staf dan Komando (Sesko) di luar negeri, yakni di Royal Australian Naval Staff Course di Sydney, Australia. Ia juga anggota Korps Wanita Angkatan Laut (Kowal) pertama yang ditugaskan menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI.
Pendidikan yang ditempuh oleh Christina adalah, akademi Akademi Perawatan Umum Ujung Pandang, kemudian Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, dan Tulane University, New Orleans, Lousiana, Amerika Serikat
Selain itu, ia aktif dalam berbagai organisasi, yaitu: Anggota Masyarakat Pariwisata Indonesia (MPI), Ketua Umum Persatuan Perempuan Toraja, Ketua I Perhimpunan Masyarakat Toraja Indonesia dan Anggota Ikatan Wanita Sulawesi Selatan (IWSS)
Perempuan pertama yang menjabat Direktur Sekolah Kesehatan di Angkatan Laut, ia juga adalah anggota Kowal pertama yang mengikuti pendidikan strata dua di Tulane Universitas New Orleans, Amerika Serikat.
Selain itu, ia juga adalah anggota Kowal pertama yang menjadi staf ahli Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Bidang Ideologi dan Konstitusi dan jenderal bintang dua perempuan pertama di Angkatan Laut se-Asean.
Almarhumah pernah menjadi Ketua Panitia Pembangunan Gereja St. Albertus Harapan Indah, ketika kawasan ini masih berstatus stasi yang menginduk pada Paroki Kranji, Bekasi.
Christina meninggalkan seorang suami yaitu Ir Cosmas S Birana, MS dan 5 orang anak,
Selamat jalan Bunda Christina Rantetana.
Editor : Eben E. Siadari
Mataram Mampu Produksi 20 Ton Magot
MATARAM, SATUHARAPAN.COM - Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) modern di Sandubaya, Kota Mataram...