Loading...
INDONESIA
Penulis: Martahan Lumban Gaol 17:41 WIB | Senin, 13 Juli 2015

Ketua MPR Ajak Jemaat HKBP Bangun Toleransi Beragama

Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di kalangan Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) sekaligus penandatanganan Memorandum of Understanding dan buka puasa bersama dan buka puasa bersama, di Gedung Sopo Marpingkir HKBP Jalan Damai Nomor 1, Cakung, Cilincing, Jakarta Timur, Senin (13/7). (Foto: Martahan Lumban Gaol)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Zulikifli hasan mengajak seluruh warga jemaat Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) menjunjung tinggi sikap toleransi antarumat beragama. Menurut dia, hal tersebut penting dilakukan demi menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Sangat penting keterlibatan saudara sekalian, para pendeta, penatua, dan seluruh warga jemaat HKBP dalam upaya dan ikhtiar kita bersama ini. Tentu kita semua berada di sini karena kita yakin bahwa toleransi dan persatuan merupakan suatu keharusan bagi pembangunan manusia dan sosial,” kata Zulkifli saat membuka Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di kalangan Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) sekaligus penandatanganan Memorandum of Understanding dan buka puasa bersama dan buka puasa bersama, di Gedung Sopo Marpingkir HKBP Jalan Damai Nomor 1, Cakung, Cilincing, Jakarta Timur, Senin (13/7).

Menurut dia, toleransi dan persatuan tidak bisa dibentuk dengan mudah dan alami, namun keduanya adalah satu kesatuan yang harus selalu diupayakan dan ditumbuhkembangkan secara sadar di dalam diri setiap masyarakat Indonesia.

“Toleransi dan persatuan harus selalu kita gemakan, kita terapkan dan kita teladankan, sehingga menjadi suatu bagian penting dalam kerangka bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, karena toleransi dan persatuan tidak dapat tumbuh dalam situasi ketidakpedulian,” ucap Zulkifli.

Ketua MPR RI itu membenarkan tindak kekerasan komunal berlatarbelakang agama pernah terjadi di Indonesia. Namun, menurut dia, untuk praktik-praktik kehidupan dengan toleransi yang tinggi antarumat bergama, Indonesia adalah tempatnya. “Tidak dapat dibantah saling menghotmati dan mengharagai antarumat beragama di Indonesia telah membudaya. Praktik hidup bertoleransi sudah berlangsung di seluruh pelosok indonesia sejak ratusan tahun silam, bahkan sebelum Indonesia lahir,” ujar Zulkifli.

Dia mengungkapkan, nilai-nilai luhur sudah menjadi karakter murni bangsa Indonesia. Bahkan para pendiri Indonesia terdiri dari berbagai macam keberagaman, mulai dari keberagaman agama, suku, adat istiadat, hingga keberagaman bahasa.

“Indonesia adalah negara dengan pemeluk agama Islam mayoritas, tapi di negera ini tumbuh bebas dibangun tempat-tempat ibadah agama lain dengan segala interaksi ibadahnya,” ucap Zulkifli.

Bila masih ada pemikiran dan tindakan yang mempermasalahkan perbedaan, menurut dia, itu sudah sangat ketinggalan zaman. Sebab, saat ini bukan saatnya lagi bangsa Indonesia mempertentangkan perbedaan, Indonesia yang sesunggunya adalah Indonesia yang menjaga perbedaan dan keberagaman.

“Indonesia adalah bangsa yang memelihara kekayaan-kekayaan yang Tuhan anugerahkan,” ucap Zulkifli.

Acara Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di kalangan HKBP sekaligus penandatanganan Memorandum of Understanding dan buka puasa bersama, di Gedung Sopo Marpingkir HKBP Jalan Damai Nomor 1, Cakung, Cilincing, Jakarta Timur, Senin (13/7), sendiri dihadiri sekitar 200 jemaat HKBP dari empat distrik, DKI Jakarta, Banten, Depok, Bekasi.

Turut hadir Ephorus HKBP Pendeta Willem TP Simarmata, anggota MPR RI Martin Hutabarat, serta Sekretaris Jenderal MPR RI Eddie Siregar.‎

Ikuti berita kami di Facebook


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home