Loading...
INSPIRASI
Penulis: Yoel M Indrasmoro 10:35 WIB | Sabtu, 08 Oktober 2016

Kisah Gadis-Pelayan Naaman

Gadis itu telah mampu menerima keberadaan dirinya sebagai tawanan.
Istri Naaman dan gadis-pelayannya (foto: istimewa)

SATUHARAPAN.COM – ”Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu, maka tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya,” ujar pelayan istri Naaman (2Raj. 5:3). Kita tidak pernah tahu nama gadis itu. Penulis Kitab Raja-raja juga tidak merasa perlu menyebutkan namanya. Tetapi, apa yang dilakukannya merupakan hal yang baik untuk disimak.

Bayangkan, dialah yang mengusulkan agar Naaman pergi ke Israel untuk mendapatkan kesembuhan di sana. Perhatikan kata-katanya dalam Alkitab BIMK: ”Nyonya, sekiranya tuan pergi menemui nabi yang tinggal di Samaria, pastilah nabi itu akan menyembuhkan tuan.”

Sekali lagi, kita tidak tahu bagaimana situasi dan kondisi gadis itu sebenarnya. Penulis Kitab Raja-raja mencatat: ”Pada suatu waktu orang Siria menyerbu negeri Israel. Dalam penyerbuan itu seorang anak perempuan Israel ditangkap dan diangkut sebagai tawanan, kemudian menjadi pelayan bagi istri Naaman” (2Raj. 5:2, BIMK).

Jelas gadis itu adalah tawanan perang. Dan sebagai tawanan perang kemungkinan hidupnya tidak bahagia-bahagia amat. Bukankah hujan batu di negeri tetap lebih menyenangkan ketimbang hujan emas di negeri orang. Lalu, mengapa dia merasa perlu bersusah-payah mengupayakan kesembuhan Naaman? Bisa jadi, gadis itu percaya bahwa Elisa pasti mampu menyembuhkan Naaman, tetapi apakah Elisa mau menyembuhkan musuh negera dari penyakit kustanya? Bukankah tindakan perempuan itu sungguh berisiko? Apalagi, Naaman sendiri hampir pulang ketika Elisa, yang sengaja tidak menjumpai tamunya, malah memintanya untuk berendam 7 kali di Sungai Yordan?

Sekali lagi, kita tidak tahu apa motivasi gadis itu. Namun, kemungkinan besar, gadis itu sudah mampu menerima keberadaan dirinya sebagai tawanan. Bisa jadi, Si Gadis merasa bahwa apa yang terjadi pada dirinya tidak terjadi diluar izin Tuhan. Bisa jadi, Sang Nyonya daN Sang Tuan memang mengasihinya. Itulah yang membuatnya bersyukur. Dan karena itu dia mau membagikan rasa syukurnya dengan mengusulkan kiat untuk kesembuhan tuannya.

Dia tampaknya senang melihat orang lain senang, meski itu musuh bangsanya.

 

Email: inspirasi@satuharapan.com

Editor : Yoel M Indrasmoro


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home