Loading...
SAINS
Penulis: Sabar Subekti 09:27 WIB | Jumat, 21 Januari 2022

Lebih 20 Negara Akan Produksi Pil Obat COVID-19 Molnupiravir

Obat dikembangkan oleh Merck and Ridgeback Therapeutics, tetapi tidak mengambil royalti selama COVID-19 jadi Darurat Global.
Pil untuk pengobatan COVID-19 eksperimental yang disebut 'molnupiravir' sedang dikembangkan oleh Merck & Co Inc dan Ridgeback Biotherapeutics LP, terlihat dalam foto ini yang dirilis oleh Merck & Co Inc 17 Mei 2021. (Foto: dok. Reuters)

SATUHARAPAN.COM-Sebuah organisasi yang didukung PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa) mengumumkan bahwa mereka telah menandatangani perjanjian dengan lebih dari 20 pembuat obat generik untuk memproduksi versi pil obat COVID-19 Merck untuk memasok ke 105 negara berkembang.

The Medicines Patent Pool mengatakan kesepakatan itu akan memungkinkan perusahaan obat membuat bahan mentah untuk 'molnupiravir' dan produk jadi itu sendiri.

“Molnupiravir”,  yang dikembangkan oleh Merck and Ridgeback Therapeutics, telah dilaporkan memangkas setengah tingkat rawat inap di antara pasien dengan tanda-tanda awal COVID-19. Inggris, Uni Eropa dan Amerika Serikat mengizinkan penggunaannya dalam beberapa bulan terakhir.

"Ini adalah langkah penting untuk memastikan akses global ke perawatan COVID-19 yang sangat dibutuhkan," kata Charles Gore, direktur eksekutif Medicines Patent Pool.

Kelompok itu mengatakan 27 produsen obat generik di 11 negara, termasuk Bangladesh, China, Mesir, Vietnam, Kenya dan Afrika Selatan, akan segera mulai memproduksi pil Merck.

Pil antivirus yang dapat diminum orang di rumah untuk mengurangi gejala dan mempercepat pemulihan dapat membuktikan terobosan, mengurangi beban kasus yang menghancurkan di rumah sakit dan membantu mengendalikan wabah di negara-negara miskin dengan sistem perawatan kesehatan yang lemah.

Ini juga akan meningkatkan pendekatan dua cabang terhadap pandemi: melalui pengobatan dan pencegahan, terutama melalui vaksinasi.

Merck mengumumkan pada bulan Oktober bahwa mereka akan mengizinkan obat-obatan lain untuk membuat 'molnupiravir.'

Baik Merck, Ridgeback Biotherapeutics maupun Emory University, yang menemukan obat tersebut, tidak akan menerima royalti selama COVID-19 tetap menjadi darurat kesehatan global dari penjualan 'molnupiravir' yang dibuat oleh perusahaan generik.

Sementara hingga saat ini, tidak ada produsen vaksin COVID-19 yang menyetujui kesepakatan serupa. (AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home