Loading...
DUNIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 20:13 WIB | Kamis, 17 Maret 2016

Lembaga Riset: Kemenangan Trump Ancaman Besar bagi Dunia

Lembaga Riset: Kemenangan Trump Ancaman Besar bagi Dunia
Calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump, berbicara di konferensi pers setelah kemenangannya di Florida pada 15 Maret 2016. Trump juga menang di Illinois dan Carolina Utara. (Foto-foto: Antara)
Lembaga Riset: Kemenangan Trump Ancaman Besar bagi Dunia
Bakal calon presiden Donald Trump berkampanye pada 14 Maret 2016 di Vienna Center, Ohio. Rival Trump di Partai Republik sulit membendung pencalonannya setelah terjadi kerusuhan pada saat kampanyenya.
Lembaga Riset: Kemenangan Trump Ancaman Besar bagi Dunia
Para pengunjuk rasa melakukan aksi protes di kampanye calon presiden dari partai Republik Donald Trump di Lenoir-Rhyne University pada 14 Maret 2016 di Hickory, North Carolina. Pemungutan suara primer partai Republik di North Carolina akan diselenggarakan 15 Maret.
Lembaga Riset: Kemenangan Trump Ancaman Besar bagi Dunia
Para demonstran berdemo di depan bakal calon presiden AS dari Partai Republik Donald Trump menjelang kampanye Trump di UIC Pavilion pada 11 Maret 2016 di Chicago.

LONDON, SATUHARAPAN.COM - Prospek Donald Trump untuk memenangkan posisi presiden Amerika Serikat (AS) menunjukkan ancaman global setara dengan ancaman militan yang merusak perekonomian dunia, menurut kelompok riset Inggris Economist Intelligence Unit (EIU).

Menurut versi terbaru kajian Global Risk, EIU menempatkan risiko kemenangan bakal calon presiden partai Republik tersebut di peringkat ke-12 dalam indeks dengan ancaman global tertinggi saat ini di mana kemungkinan “hard landing” perekonomian Tiongkok yang mendapatkan rating 20.

Untuk membenarkan level ancaman tersebut, EIU menyoroti pengucilan taipan itu terhadap Tiongkok serta komentarnya terkait ekstremisme, seraya mengatakan usulan untuk melarang masuk muslim ke AS akan menjadi “alat perekrutan ampuh bagi kelompok-kelompok militan.”

Hal itu juga berpeluang memunculkan perang dagang di bawah pemerintahan Trump dan menunjukkan bahwa kebijakannya “cenderung rentan terhadap revisi terus menerus.”

“Dia sangat memusuhi perdagangan bebas, terutama North American Free Trade Agreement (NAFTA), dan berulang kali menyebut Tiongkok sebagai ‘manipulator mata uang,’” katanya.

“Dia juga mengambil sikap ekstrem kanan terkait Timur Tengah dan terorisme militan, termasuk mendukung pembunuhan keluarga teroris serta meluncurkan serangan darat ke Suriah untuk menghancurkan ISIS (dan mengambil minyaknya).” (AFP)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home