Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 17:33 WIB | Senin, 10 Januari 2022

Listrik Di Lebanon Padam, Kerusakan Dituduhkan pada Demonstran

Gedung-gedung gelap selama pemadaman sebagian di Beirut, Lebanon, 11 Agustus 2021. (Foto: dok. Reuters)

BEIRUT, SATUHARAPAN.COM-Perusahaan listrik negara Lebanon mengatakan bahwa pembangkit listriknya telah mati setelah pengunjuk rasa menyerbu sebuah gardu utama dan merusak peralatan listrik.

Negara kecil Laut Mediterania itu bergulat dengan pemadaman listrik sepanjang waktu yang berlangsung setidaknya 20 jam sehari karena krisis keuangan yang telah menghambat impor utama, termasuk bahan bakar untuk pembangkit listrik.

Demonstran yang marah karena pemadaman listrik menyerbu gardu listrik Electricite du Liban (EDL)di wilayah Aramoun utara Beirut pada hari Sabtu (8/1), kata EDL dalam sebuah pernyataan.

“Para pengunjuk rasa memutuskan trafo daya 150-220 kilovolt dan membuka pemutus sirkuit yang menghubungkan pembangkit listrik Zahrani ke stasiun Aramoun,” katanya. "Ini menyebabkan gangguan pada jaringan listrik... yang menyebabkan pemadaman total di seluruh wilayah Lebanon.

Gangguan tersebut akan menambah tekanan pada generator swasta yang sudah berjuang mengatasi masalah negara yang hampir tidak adanya listrik.

Pemilik generator swasta telah menaikkan harga dan menjatah pasokan dalam beberapa bulan terakhir, dengan biaya melonjak setelah pemerintah secara bertahap mencabut subsidi bahan bakar.

Tagihan generator rata-rata untuk keluarga Lebanon biasanya lebih mahal daripada upah minimum bulanan sebesar 675.000 pound Lebanon,  sekarang bernilai hanya US$ 22 karena mata uang lokal mencapai rekor terendah terhadap dolar di pasar gelap.

Komunitas internasional telah lama menuntut perombakan total sektor kelistrikan Lebanon yang rusak, yang telah merugikan pemerintah lebih dari US$ 40 miliar sejak berakhirnya perang saudara 1975-1990.

Lebanon telah mencapai kesepakatan untuk mengalirkan listrik Yordania dan gas Mesir ke negara itu melalui Suriah yang dilanda perang, sementara gerakan Syiah Hizbullah secara terpisah memulai pengiriman hidrokarbon dari Iran. (AFP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home