Loading...
DUNIA
Penulis: Bob H. Simbolon 07:37 WIB | Rabu, 17 Februari 2016

Mantan Sekjen PBB Boutros Boutros-Ghali Wafat

Mantan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Boutros Boutros-Ghali (Foto Dok arabianbusiness.com)

WASHINGTHON, SATUHARAPAN.COM  - Mantan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)  Boutros Boutros-Ghali wafat pada usia 93 Tahun di Kairo Mesir.

"Beliau menjadi sekjen keenam PBB yang berasal dari benua Afrika,"  kata seorang juru bicara PBB pada hari Rabu (17/2)

Para anggota Dewan Keamanan PBB mengheningkan cipta untuk mengenang Boutros-Ghali dalam satu pertemuan di New York setelah diketahui meninggal dunia.

Ia mengenyam pendidikan di Universitas Kairo dan di Paris, tempat ia menjalin hubungan lama dengan Prancis.
Setelah menjalani karir sebagai dosen di bidang hubungan internasional, termasuk di Universitas Columbia di New York, ia menjadi menteri luar negeri Mesir pada 1977 di bawah Presiden Anwar Saddat.

Ia mendampingi Sadat dalam lawatan bersejarahnya ke Yerusalem pada tahun itu. Kedua negara kemudian membuat perjanjian perdamaian tahun itu dan menjurus kepada pembunuhan Saddat empat tahun kemudian.

Masa-masa Kepemimpinan Boutros Boutros-Ghali

Pada Tahun 1992 Boutros Boutros-Ghali  terpilih menjadi Sekjen PBB  yang ketika itu masa paling sulit terjadinya  krisis di Somalia, Rawanda, Timur Tengah dan bekas Yugoslavia. Masalah-masalah muncul selama operasi-operasi pemeliharaan perdamaian di bekas Yugoslavia.

Pembunuhan massal pada 1994 di Rwanda, yang saat itu PBB gagal untuk menghentikannya. Kepemimpinan Boutros Boutros-Ghali saat itu dinilai memiliki penuh  harapan yang muncul pada akhir Perang Dingin ke pembunuhan-pembunuhan massal di Rwanda dan Bosnia.

PBB dan Amerika Serikat memiliki hubungan yang tidak harmonis pada penghujung tahun 1993 lantaran satu operasi pimpinan AS di Somalia menyebabkan cukup banyak jatuh korban di kalangan tentara Amerika. Operasi itu, bagian dari usaha keseluruhan PBB untuk menyediakan pertolongan kemanusiaan yang dihalangi oleh konflik sipil, mengarah kepada kesengitan antara penguasa AS dan badan dunia itu.

Juga terjadi gesekan terkait sanksi-sanksi PBB terhadap rezim Saddam Hussein di Irak, yang menyerbu dan kemudian diusir dari Kuwait setahun sebelum Boutros-Ghali menyelesaikan masa jabatannya.
Duta Besar AS untuk PBB waktu itu Madeleine Albright menyatakan bahwa Boutros-Ghali telah gagal membuat reformasi yang dibutuhkan untuk menjadikan badan dunia itu efisien.

Boutros Boutros-Ghali Gagal Menjadi Sekjen PBB Kedua kalinya

Setelah serangkaian bentrokan dengan pemerintahan AS, Washington berbalik menentang Boutros-Ghali dan memutuskan mendukung Kofi Annan dari Ghana untuk menduduki pos tertinggi di badan dunia itu.
Hubungan dengan Amerika Serikat mulai renggang pada penghujung 1993 ketika satu operasi pimpinan AS di Somalia menyebabkan cukup banyak jatuh korban di kalangan tentara Amerika.

Ketika pencalonannya untuk masa jabatan kedua diveto oleh Washington, Boutros-Ghali merasa bahwa ia dihukum karena mendorong para anggota PBB untuk membayar tunggakan keanggotaan mereka dan karena mengutuk aksi-aksi Israel di Libanon selatan. Isu tunggakan itu juga terkait AS yang masih belum melunasi pembayaran untuk waktu yang lama.

Pasca Boutros Boutros-Ghali Sebagai Sekjen PBB

Setelah Gagal menjadi Sekjen PBB untuk kedua kalinya Boutros-Ghali menjadi sekjen kelompok negara-negara yang berbahasa Prancis. Boutros-Ghali dilahirkan pada 14 November 1922 dan berasal dari keluarga Kristen Koptik di Kairo. (Ant)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home