Loading...
RELIGI
Penulis: Prasasta Widiadi 07:49 WIB | Senin, 23 Januari 2017

Menag: Waspadai Sisi Negatif Globalisasi

Menag Lukman Hakim Saifuddin memberikan sambutan pada peletakkan batu pertama Ponpes Sohibul Muslimin, Banten. (Foto: kemenag.go.id)

BANTEN, SATUHARAPAN.COM – Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin mengajak seluruh bangsa Indonesia menyikapi perkembangan globalisasi.

“"Informasi-informasi dengan cepat menyebar seakan dunia ini kini tanpa batas, meski demikian, kita harus waspada akan sisi negatif globalisasi ini. Kita butuh ketelitian, kearifan, kebijaksanaan untuk mencerna informasi yang kita dapatkan, agar tidak tidak terseret dalam permusuhan dan perpecahan," kata Lukman Hakim, saat memberi sambutan pada Tabligh Akbar dan Peletakan Batu Pertama Ponpes Shohibul Muslimin (Parmusi Center), Provinsi Banten, Minggu (22/1).

Menurut dia,  kemajuan teknologi informasi harus disyukuri sebagai sebuah nikmat. Karena bangsa Indoensia dengan mudah, cepat dan murah, mampu mendapatkan banyak hal dari seluruh dunia.

Lukman Hakim menceritakan kisah fitnatul qubro atau fitnah besar di mana Khalifah Utsman bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi Thalib terbunuh karena berita bohong (hoax). Sahabat Utsman misalnya, dibunuh oleh seorang muslim, yang tidak sembarang muslim, bukan muslim awam, tapi seorang hafidz.

“Dia tergerak sendiri, membunuh sendiri, karena berita hoax, di mana sahabat Utsman diduga diisukan melalukan KKN, yakni nepotisme yang mementingkan familinya saja, tanpa tabayyun atau klarifikasi atas berita tersebut,” kata Lukman Hakim.

Lukman Hakim melanjutkan, sahabat Ali juga meninggal terbunu oleh muslim juga karena salah paham, oleh berita fitnah tak berdasar. Dampaknya, kata Menag, karena beda tafsir lalu berimplikasi pada perkembangan umat Islam hingga kini, baik dibidang syariah, aqidah, tasawuf dan lain sebagainya. "Karenanya, mari kita jaga Indonesia kita," kata Menag.

Kunjungan kerja Menag ke Provinsi Banten dalam rangka peletakan batu pembangunan Pondok Pesantren Shohibul Muslimin yang berada di Tanjung Teja Kabupaten Serang. Ponpes tersebut akan dibangun di ataslahan seluas 25 hektar yang bisa menampung kurang lebih 1.000 santri dengan model boarding school.

“Hingga saat ini, baru empat hektar yang kita bebaskan, tapi InsyaAllah akan berdiri di atas lahan seluas 25 hektar yang bisa menampung sekitar 1.000 santri dengan model boarding school,” kata  Ketua Umum Parmusi Ustadz Usmah Hisyam.

(kemenag.go.id)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home