Loading...
OLAHRAGA
Penulis: Moh. Jauhar al-Hakimi 00:14 WIB | Jumat, 15 Juni 2018

Menanti Kepakan Super Elang Muda

Jelang Pertandingan Kroasia vs Nigeria
Kesebelasan Kroasia melawan Ukraina pada kualidikasi PD 2018 zona Eropa. (Foto: Mirror.co.uk)

SATUHARAPAN.COM - Grup D PD 2018 menjadi salah satu grup neraka. Bergabung di dalamnya timnas Argentina, Islandia, Kroasia, dan Nigeria bisa dikatakan keempat kesebelasan memiliki karakter yang kuat. Islandia yang dalam dua tahun terakhir menunjukkan dirinya sebagai pembunuh timnas-timnas mapan Eropa, Argentina yang sudah tidak diragukan dalam penyelenggaraan PD, tim Elang Super Nigeria salah satu tim kuat dari benua Afrika, serta Kroasia yang membuat kejutan pada keikutsertaan pertama kalinya di PD 1998 dengan menjadi juara ketiga setelah mengalahkan Belanda.

Sejak debutnya pada PD 1998, Kroasia hanya sekali gagal lolos pada PD 2010 di Afrika Selatan. Dengan materi pemain berbakat yang tidak pernah habis-habisnya serta menjadi pemain kunci di klub yang dibelanya, agak mengherankan dalam satu dasa warsa terakhir Kroasia tidak mampu menunjukkan prestasi yang sepadan dengan komposisi pemain yang dimilikinya. Tampil dominan pada fase grup D Piala Eropa 2016, Kroasia mati kutu di hadapan Portugal saat bertemu di babak 16-besar.

Sebagai salah satu tim kuat dari Afrika, penampilan Nigeria sering tidak konsisten pada turnamen-turnamen besar. Meskipun kerap menerpotkan tim-tim mapan, Nigeria sering pula mengalami kesulitan saat menghadapi tim medioker seperti Bosnia-Herzegovina ataupun Korea Selatan. Meskipun bermaterikan pemain muda yang banyak merumput di liga Eropa, ketidakkonsistenan penampilan Nigeria masih terlihat hingga lolosnya ke PD 2018.

Kesebelasan Kroasia belum pernah bertemu Nigeria sebelum PD 2018.

Balkan, surga gelandang dunia

Sejak keikutsertaannya pertama kali di PD, Kroasia selalu membawa skuad dengan materi bertaburkan bintang gelandang-penyerang elegan. Sebutlah Davor Suker, Alen Boksic, Slaven Bilić, Zvonimir Boban, Robert Jarni, Robert Prosinečki, Zvonimir Soldo, Igor Tudor, yang hingga awal tahun 2000-an masih merajai liga-liga Eropa.

Menyusul generasi berikutnya pun tidak kalah menawannya. Rakitić, Brozovic, Perisic, Modric, Kovačić, Mandzukic, adalah tulang punggung bagi klub yang dibelanya. Belum lagi pemain muda Jedvaj, Mateo Kovačić, Pjaca, hingga Ante Coric. Dengan bermaterikan pemain bertalenta tinggi di semua lini, sebenarnya tidak ada satu pun tim yang tidak bisa dikalahkan oleh kesebelasan Kroasia. Mereka mampu meredam pergerakan lawan dari semenjak lini belakang lawan. 

Bagi generasi emas seangkatan Luca Modric, inilah saatnya mereka memberikan prestasi terbaik. PD 2018 akan menjadi puncak penampilan sebelum mereka mengundurkan diri.

Pembuktian Elang Super muda

Menjanjikan di usia muda, namun tidak berkembang pada masa berikutnya. Inilah yang kerap dialami kesebelasan Elang Super, Nigeria. Era 1990-an

Uche Okechukwu, Daniel Amokachi, Finidi George, Victor Ikpeba, Emmanuel Amunike,    Sunday Oliseh, Jay-Jay Okocha, Garba Lawal, Peter Rufai, Mutiu Adepoju, Taribo West,   Nwankwo Kanu, Tijjani Babangida, Celestine Babayaro, Julius Aghahowa, Joseph Yobo, Obafemi Martins, John Obi Mikel, Taye Taiwo, Christian Obodo, adalah barisan pemain hasil dari akademi sepakbola Nigeria yang telah mengangkat trofi Piala Dunia Yunior.

Nigeria tercatat sebagai sebagai negara tersukses dalam kejuaraan Piala Dunia U-17. Pada Piala Dunia U-17 2015 yang digelar di Chili, Nigeria keluar sebagai juara setelah di parta final mengalahkan Mali dengan skor 2-0. Ini menjadi trofi kelima dari delapan partai final PD U-17 yang mereka ikuti. Sebagai pembanding, Brasil hanya tiga kali mengangkat trofi Piala Dunia U-17.

Dengan pencapaian tersebut bisa dibayangkan Nigeria yang hadir pada PD 2018 bukanlah kekuatan sembarangan. Mereka datang ke Rusia bermaterikan pemain yang sedang dalam puncak performa dimotori John Obi Mikel dan pemain-pemain muda yang memenangi PD U-17 2015.

Prediksi pertandingan

Belum pernah bertemu sebelumnya bermain lepas akan menjadi pilihan kedua pelatih, terlebih ketika berada pada grup neraka D yang diisi kesebelasan penuh talenta Argentina, Kroasia, kesebelasan yang tidak mengenal rasa takut Islandia, dan kesebelasan yang paling bertenaga Nigeria. Tidak mentolerir kesalahan sekecil apapun, pada saat bersamaan menguasai jalannya pertandingan dan mencetak kemenangan.

Seperti biasanya Nigeria selalu tampil menghadapi kesebelasan manapun secara terbuka, dan dibawah kepelatihan Gernot Rohr sedikit banyak semangat permainan Jerman mewarnai kesebelasan Nigeria. Di sisi lain pelatih Zlatko Dalic mewarisi ramuan Ante Cacic dengan pola permainan yang sudah matang. Pekerjaan yang berat bagi Cacic adalah menyuntikkan semangat bagi anggota timnya bahwa mereka bisa berprestasi lebih dari sekedar kuda hitam atau penggembira. Jika Cacic mampu menyakinkan anggota timnya, lolos dari fase grup D hanyalah masalah waktu. Hanya yang perlu diperhatikan adalah filosofi Rohr bahwa pertandingan belum selesai sampai wasit meniup peluit akhir. Jika ingin mengamankan langkahnya, Modric dan kawan-kawan harus memastikan hingga peluit akhir dibunyikan.

Jadwal pertandingan

Pejumpaan kesebelasan Kroasia pada fase grup D melawan timnas Nigeria akan berlangsung  di Arena Baltika, Kaliningrad pada Sabtu (16/6) pukul 23.00 waktu setempat atau Minggu (17/6) pukul 02.00 WIB.

Perkiraan susunan pemain:

Kroasia (4-2-3-1) : Subasic (gk), Vida, Corluka, Strinic, Lovren/Jedvaj, Rakitić, Brozovic, Perisic, Modric, Kovačić, Mandzukic/Pjaca | pelatih: Zlatko Dalić/Ante Čačić

Nigeria (4-3-3) : Ezenwa (gk), Ebuehi, Echiejile, Awaziem, Idowu, Ndidi, Onazi, John Obie Mikel, Iwobi, Musa, Moses. | pelatih: Gernot Rohr

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home