Loading...
FOTO
Penulis: Dedy Istanto 14:38 WIB | Kamis, 18 Agustus 2016

Mendikbud Muhadjir Diminta Ubah Paradigma tentang Pendidikan

Mendikbud Muhadjir Diminta Ubah Paradigma tentang Pendidikan
Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) yang juga seorang guru Retno Lisyarti memberikan keterangan kepada awak media terkait wacana kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy tentang Full Day School yang dinilai meresahkan masyarakat. Retno bersama dengan Koalisi Masyarakat Sipil Peduli Pendidikan di antaranya LBH Jakarta, orang tua murid, FSGI, dan beberapa lembaga lain meminta Menteri Muhadjir merubah paradigmanya tentang pendidikan yang disampaikan dalam pernyataan sikap yang digelar di kantor LBH Jakarta Jalan Pangeran Diponogoro, Jakarta Pusat, Kamis (18/8). (Foto-foto: Dedy Istanto).
Mendikbud Muhadjir Diminta Ubah Paradigma tentang Pendidikan
Koalisi Masyarakat Sipil Peduli Pendidikan menggelar jumpa pers untuk menyatakan sikap terkait dengan wacana kebijakan yang dilontarkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy yang dinilai tidak berdasarkan riset dan data yang matang, terkait Full Day School.
Mendikbud Muhadjir Diminta Ubah Paradigma tentang Pendidikan
Guru Besar Universitas Indonesia, Prof. Kamanto Sunarto yang hadir memberikan pandangan terkait dengan budaya kekerasan yang terjadi di pendidikan dalam pernyataan sikap yang disampaikan Koalisi Masyarakat Sipil Peduli Pendidikan.
Mendikbud Muhadjir Diminta Ubah Paradigma tentang Pendidikan
Salah satu perwakilan orang tua murid, Yeni Sahnaz memberikan pendapat terkait dengan wacana kebijakan Full Day School yang disampaikan dalam pernyataan sikap bersama dengan Koalisi Masyarakat Sipil Peduli Pendidikan.
Mendikbud Muhadjir Diminta Ubah Paradigma tentang Pendidikan
Suasana konferensi pers yang digelar di kantor LBH Jakarta bersama dengan Koalisi Masyarakat Sipil Peduli Pendidikan terkait dengan wacana kebijakan Full Day School dan juga tentang kekerasan yang saat ini kerap terjadi di dunia pendidikan.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Koalisi Masyarakat Sipil Peduli Pendidikan menilai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy mengubah paradigmanya tentang pendidikan dengan mengeluarkan wacana kebijakan yang meresahkan bagi masyarakat.

“Bagaimana mau melaksanakan Full Day School bila fasilitas pendidikan di banyak sekolah tidak memadai. Full Day School bukan jawaban untuk mengatasi persoalan pendidikan di Indonesia,” kata Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti di Lembaga Bantuan Hukum Jakarta, Jakarta Pusat, hari Kamis (18/8).

Retno menambahkan apa yang diwacanakan Menteri Muhadjir tentang konsep Full Day School di Eropa tidak sama dengan di Indonesia. Sekolah di Eropa meski jam belajarnya sampai sore hari, namun jam belajarnya diatur dengan baik, istirahat sekolahnya saja bisa sampai lima kali.

Koalisi Masyarakat Sipil Peduli Pendidikan juga menolak adanya budaya kekerasan yang ada di dunia pendidikan dan juga akses pendidikan bagi semua orang. Pernyataan Menteri “yang miskin saja harus gratis, yang kaya harus bayar” dinilai diskriminatif dan rentan menciptakan sekat-sekat ekonomi di antara kalangan peserta didik.

Menteri Muhadjir diminta untuk memahami, bahwa pendidikan merupakan hak dasar yang wajib diakses oleh setiap orang, terlepas apapun status sosialnya, karena itu diatur dalam amanat Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.

Mengenai kekerasan Retno mengatakan bahwa ketika kekerasan itu berulang kali terjadi dan guru-guru mencontohkan bagaimana melakukan kekerasan, maka guru tidak akan pernah mampu menangani anak-anak.

“Kekerasan itu seharusnya tidak ada di dalam pendidikan. Kekerasan dalam segala bentuk dan dengan tujuan apapun, termasuk mendisiplinkan anak, itu tidak bisa dilakukan,” ujar Retno menutup pernyataannya.

Pernyataan sikap menolak segala bentuk wacana kebijakan tentang Full Day Scholl, kekerasan dan akses pendidikan yang disampaikan Koalisi Masyarakat Sipil Peduli Pendidikan dihadiri oleh Guru Besar Universitas Indonesia, Prof. Kamanto Sunarto, orang tua murid Yeni Sahnaz, sukarelawan pengajar, Fidella, dan LBH Jakarta Alldo Fellix Januardy.

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home