Loading...
FOTO
Penulis: Dedy Istanto 19:50 WIB | Selasa, 29 September 2015

Mengenang Ahmad Yani Melalui Museum

Mengenang Ahmad Yani Melalui Museum
Pada foto digambarkan sebuah lantai rumah yang menjadi tempat di mana Letnan Jenderal Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) Ahmad Yani tewas tersungkur akibat ditembak sekitar sembilan peluruh oleh oknum pasukan Cakrabirawa yang terjadi pada tanggal 30 September 1965 dan tewas pada tanggal 1 Oktober 1965 pukul 04.35 WIB. Jenderal Ahmad Yani merupakan salah satu dari tujuh Jenderal yang tewas dalam peristiwa yang sama dan kini diabadikan menjadi sebuah museum bernama Sasmitaloka Jenderal Ahmad Yani yang terletak di Jalan Latuharhary, Jakarta Pusat, Selasa (29/9). (Foto-foto: Dedy Istanto).
Mengenang Ahmad Yani Melalui Museum
Salah satu pengunjung saat melihat sejumlah koleksi dokumentasi foto milik Ahmad Yani yang terpasang disalah satu sudut ruang rumahnya yang kini dijadikan sebagai museum yang dikelola oleh TNI AD.
Mengenang Ahmad Yani Melalui Museum
Pintu kaca dengan pecahan peluru yang kini dipasang kembali sebagai bukti sejarah di mana Ahmad Yani tewas ditembak pada peristiwa gerakan 30 September 1965 sekitar pukul 04.35 WIB di rumahnya.
Mengenang Ahmad Yani Melalui Museum
Seorang petugas saat menunjukkan koleksi pakaian dinas milik Ahmad Yani yang digunakan selama bertugas terpasang di dalam sebuah lemari disalah satu sudut ruang Museum Sasmitaloka Ahmad Yani, Jakarta Pusat.
Mengenang Ahmad Yani Melalui Museum
Ruang tamu rumah Ahmad Yani lengkap dengan barang dan benda milik pribadinya masih tersimpan dan terjaga dengan baik yang kini menjadi sebuah kenangan dalam museum yang dikelola oleh TNI AD.
Mengenang Ahmad Yani Melalui Museum
Koleksi kendaraan roda empat milik pribadi Ahmad Yani yang merupakan salah satu koleksi museum yang berada di Sasmitaloka Jenderal Ahmad Yani di Jalan Latuharhary, Jakarta Pusat.
Mengenang Ahmad Yani Melalui Museum
Kondisi bangunan rumah pribadi Ahmad Yani yang kini menjadi museum Sasmitaloka Jenderal Ahmad Yani yang dikelola oleh TNI AD terletak di Jalan Latuharhary, Jakarta Pusat.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Mengenang pahlawan revolusi Ahmad Yani melalui Museum Sasmitaloka Jenderal Ahmad Yani di Jalan Latuharhary, Jakarta Pusat, hari Selasa (29/9). Bagunan rumah peninggalan jaman Belanda ini menjadi tempat bersejarah di mana Jenderal Ahmad Yani sebagai perwira tinggi Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) dibunuh dalam peristiwa gerakan 30 September 1965.

Rumah di atas lahan sekitar 1.300 meter persegi menjadi rumah pribadi Ahmad Yani yang menurut seorang petugas mengatakan,” Pak Ahmad Yani jarang menempati rumah dinasnya yang sekarang terletak di kawasan Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat”, ujarnya.

Jabatan Ahmad Yani terakhir sebagai Menteri sekaligus Panglima Angkatan Darat dengan pangkat Letnan Jenderal pada pemerintahan Presiden Soekarno. Di dalam rumah museum Ahmad Yani banyak terdapat koleksi barang dan benda milik pribadi yang sampai saat sekarang terawat dengan baik.

Berbagai koleksi seperti lukisan, serta dokumentasi foto dan juga patung menghiasi setiap sudut ruang museum yang kini dikelola oleh TNI AD. Selain koleksi barang milik pribadi, di tempat ini juga dijelaskan lokasi di mana Ahmad Yani tewas ditembak oleh pasukan yang dulu bernama Cakrabirawa.

Ahmad Yani ditembak sekitar sembilan peluru yang menembus tubuhnya dengan dua peluru masih bersarang ditubuhnya. Menurut petugas museum mengatakan, saat peristiwa itu, Pak Ahmad Yani sempat melawan dengan memukul salah satu prajurit karena merasa dipaksa untuk ikut dengan alasan tidak diperkenankan untuk mandi dan ganti pakaian terlebih dahulu kata prajurit saat itu.

Ahmad Yani tetap berusaha ingin mandi dan ganti pakaian dengan masuk ke dalam, namun pada jarak sekitar satu meter dari pintu kaca, para prajurit langsung menghempaskan tembakan ke arah Ahmad Yani yang menembus pintu tersebut.

Jenderal Ahmad Yani tewas tertembak pada tanggal 1 Oktober 1965 pukul 04.35 WIB di lantai salah satu sudut ruang di rumahnya dekat dengan pintu kaca yang saat ini masih ada bekas pecahan pelurunya. 

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home