Loading...
EKONOMI
Penulis: Sabar Subekti 15:08 WIB | Selasa, 17 Januari 2023

Menkeu: Hadapi Resisi Global 2023, APBN Jaga Ketahanan dan Stabilitas Pangan

Menteri Keuangan Sri Mulyani yang menyampaikan keterangan pers di Kantor Presiden selepas mengikuti sidang kabinet paripurna yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, pada Senin, 16 Januari 2023. (Foto: BPMI Setpres/Rusman)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Presiden Joko Widodo menginstruksikan jajarannya untuk tetap optimistis dalam mengarungi perekonomian tahun 2023. Namun, optimisme tersebut harus disertai dengan kewaspadaan karena situasi ekonomi global pada tahun ini pun akan menjadi tantangan dengan banyaknya negara yang diprediksi mengalami resesi.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani, yang menyampaikan keterangan pers di Kantor Presiden selepas mengikuti sidang kabinet paripurna yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, pada Senin, 16 Januari 2023.

“Tadi instruksi dari Bapak Presiden kita harus waspada, optimistis tapi waspada. Optimistis karena pencapaian kita luar biasa di 2022, waspada karena tahun 2023 sepertiga dari dunia akan mengalami resesi atau 43 persen negara itu akan mengalami resesi menurut proyeksi IMF,” kata Sri Mulyani.

Untuk itu, Presiden Jokowi meminta jajarannya untuk tetap menjaga momentum pemulihan ekonomi. Sri Mulyani menjelaskan sejumlah strategi penggunaan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) tahun 2023 untuk mencapainya yakni pertama, belanja untuk ketahanan pangan sebesar Rp 104,2 triliun harus betul-betul bisa menjaga ketahanan dan stabilitas pangan.

Sementara itu, belanja pada sektor perlindungan sosial dianggarkan sebesar Rp 476 triliun dalam APBN tahun 2023. Nominal tersebut hampir setara dengan apa yang dibelanjakan pemerintah pada sektor yang sama tahun 2022 yang berfungsi untuk melindungi masyarakat dari guncangan ekonomi.

“Ketahanan energi Rp 341 triliun itu untuk menjaga agar guncangan yang terjadi di sektor energi dan tentu produksi energi kita dan ketahanan energi kita bisa berjalan. Infrastruktur tahun ini Rp 392 triliun tetap akan dijaga,” kata dia.

“Sedangkan belanja untuk kesehatan Rp 178 (triliun) itu adalah untuk non COVID-19 sehingga memang akan meningkat untuk belanja non COVID-19. Pendidikan Rp 612 triliun itu juga termasuk belanja yang sangat tinggi,” katanya.

Sri Mulyani menjelaskan bahwa pada APBN 2023, pemerintah juga menganggarkan Rp2 1,86 triliun untuk tahapan pemilu. Selain itu, Rp 23,9 triliun juga disiapkan untuk belanja dalam rangka mempersiapkan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, terutama untuk infrastrukturnya sebesar Rp 21 triliun.

“Itulah belanja-belanja yang penting di tahun 2023 yang sangat diharapkan bisa menjaga ekonomi Indonesia dari ancaman guncangan-guncangan yang terjadi di sisi global, baik karena kenaikan harga inflasi maupun pelemahan ekonomi dari negara-negara lain,” tandasnya.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home