Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 20:05 WIB | Senin, 19 Desember 2016

Menkeu Optimistis Penerimaan Pajak Tercapai Optimal

Ilustrasi. Warga menunjukkan uang pecahan baru di kawasan Blok M, Jakarta, hari Senin (19/12). Bank Indonesia resmi meluncurkan uang baru sehingga masyarakat dapat menukar uang lamanya maksimal sebesar Rp 3.800.000 dengan 100 lembar per pecahan di sejumlah gerai penukaran uang Bank Indonesia di seluruh Indonesia. (Foto: Antara/Muhammad Adimaja)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, akan fokus terhadap upaya pencapaian penerimaan perpajakan hingga akhir tahun, agar tidak terlalu meleset dari target yang ditetapkan dalam APBN-Perubahan 2016.

"Untuk pajak kita masih akan lakukan monitor dari tax amnesty dan (penerimaan) rutin. Kita lihat sampai akhir tahun, 31 Desember," kata Sri Mulyani saat ditemui di Jakarta, hari Senin (19/12).

Sri Mulyani, mengatakan hingga saat ini masih belum ada perubahan proyeksi kekurangan (shortfall) penerimaan perpajakan pada akhir tahun 2016 yaitu masih sekitar Rp 219 triliun.

Namun, ia meminta komitmen dari seluruh jajaran pegawai pajak serta bea cukai agar realisasi penerimaan perpajakan bisa tercapai secara optimal, meski target diproyeksikan sebesar Rp 1.539,2 triliun tidak terpenuhi.

"Semua sudah dikalkulasi, kami tetap berharap yang terbaik dan meminta DJP untuk terus menerus fokus pada target yang sudah beberapa kali dibahas dan direvisi," kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia.

Sri Mulyani juga memastikan defisit anggaran pada akhir 2016 belum mengalami perubahan proyeksi, karena berdasarkan perkiraan penyerapan belanja, masih berada pada kisaran 2,7 persen terhadap PDB.

"Kita lihat belanja di dua minggu terakhir, termasuk realisasi pemotongan dan kemampuan untuk mengeksekusi. Kombinasi itu cukup bagi kita ada ruang untuk menjaga defisit tidak melebihi 2,7 persen," katanya.

Direktorat Jenderal Pajak mencatat realisasi penerimaan pajak hingga 30 November 2016 baru mencapai sekitar Rp 965 triliun atau 71 persen dari target dalam APBN-P sebesar Rp 1.355 triliun.

Sementara, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mencatat realisasi penerimaan bea cukai hingga 24 November 2016 telah mencapai Rp 128,8 triliun atau sekitar 70 persen dari target Rp 184 triliun.

Penerimaan pajak melemah karena sektor migas sedang terpengaruh oleh turunnya harga komoditas di pasar global, sedangkan penerimaan bea masuk melambat terdampak dari kurangnya impor dan cukai terimbas dari batalnya pengenaan cukai plastik.(Ant)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home