Loading...
EKONOMI
Penulis: Sotyati 14:58 WIB | Jumat, 21 Maret 2014

Menperin: Industri Kreatif Indonesia Lampaui Korsel 2019

Menperin MS Hidayat ketika membuka pameran Indonesia International Furniture Expo 2014 di Jakarta, 11 Maret 2014. (Foto: kemenperin.go.id)

DENPASAR, SATUHARAPAN.COM - Menteri Perindustrian MS Hidayat meyakini kinerja industri kreatif Indonesia akan melampaui Korea Selatan dalam jangka waktu lima tahun ke depan, atau 2019.

Hidayat, saat meresmikan Denpasar Design Center (DDC) di Denpasar, Jumat (21/3), mengatakan untuk dapat melampaui industri kreatif Korea Selatan, dibutuhkan upaya sinergis dari pemerintah, pelaku industri, dan pemangku kepentingan lain, untuk menuntaskan hambatan-hambatan seperti minimnya akses pembiayaan, akses pasar, dan perlindungan hak kekayaan intelektual.

"Kita mampu menyusul industri kreatif Korea (Korea Selatan) dalam lima tahun mendatang. Korea memiliki sektor kreatif teratas di dunia. Kita dapat menyusulnya jika unsur-unsur yang terkait juga kreatif dalam membantu menciptakan peluang," ujar dia.

Menurut Hidayat, belum meratanya akses pembiayaan masih menjadi masalah yang belum terpecahkan bagi pelaku industri kreatif dan wirausaha di sektor usaha kecil dan menengah (UKM) lainnya.

Pada Januari 2014, menurut data yang pernah diungkapkan Gita Wirjawan saat masih menjabat Menteri Perdagangan, sekitar 60 persen unit UKM, yang di dalamnya termasuk pelaku industri kreatif masih kesulitan mendapatkan akses pembiayaan.

"Jangan sampai kesalahan yang lalu terulang, ketika pelaku industri kreatif lain diambil negara tetangga karena lebih mudah mendapat akses pembiayaan, dibandingkan di Indonesia yang sulit," katanya.

Dia mengaku sudah mengupayakan ke Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia untuk pemerataan kemudahan akses pembiayaan bagi pelaku industri kreatif.

Selain akses pembiayaan, Hidayat menekankan bagi pelaku industri kreatif untuk terus menjaga dan meningkatkan kualitas daya saing produknya. Salah satunya dengan menjaga kekayataan intelektual dalam produk yang diciptakan, dengan mendaftarkannya kepada pemerintah.

Kemudian akses pasar dari produk kreatif, kata Hidayat, akan diupayakan oleh pemerintah agar mendapat fasilitas yang lebih mudah sehingga dapat meningkatkan persaingan dengan produk impor.

"Saya juga mengapresiasi dengan adanya e-commerce dapat meningkatkan akses pasar bagi pelaku industri," ujar dia.

Pada 2012, sektor industri kreatif berkontribusi bagi produk domestik bruto (PDB) sebesar 6,69 persen atau senilai Rp 573 triliun.

Menurut Hidayat, Provinsi Bali memiliki potensi teratas dalam hal sumber daya manusia untuk mengembangkan industri kreatif.

Salah satu subsektor produk industri kreatif dari Bali yang berada di bawah lingkup Kemenperin adalah kerajinan, yang pada 2013 berkontribusi untuk devisa negara sebesar 200,66 juta dolar AS.

"Kita punya Bali yang teratas, kemudian, Bandung, Yogyakarta dan daerah-daerah di luar Pulau Jawa juga menjadi andalan," ujar Hidayat. (Ant)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home