Loading...
EKONOMI
Penulis: Sabar Subekti 12:51 WIB | Sabtu, 05 Agustus 2023

Mesir Hadapi Inflasi Tinggi, Bank Sentral Naikkan Suku Bunga

Suku bunga naik menjadi 19,75%, dan Inflasi tahunan di bulan Juni tercatat pada 36,8%.
Seorang pekerja mengumpulkan roti 'baladi' tradisional Mesir, di sebuah toko roti, di el-Sharabia, distrik Shubra, Kairo, Mesir. (Foto: dok. Reuters)

KAIRO, SATUHARAPAN.COM-Bank Sentral Mesir (MPC) menaikkan suku bunga karena negara Afrika Utara yang kekurangan uang itu terus berjuang melawan lonjakan inflasi dan mata uang yang terdepresiasi.

Dalam pernyataan online hari Kamis (3/8) malam, komite kebijakan moneter bank mengatakan suku bunga pinjaman paling dasar, suku bunga simpanan semalam, dinaikkan dari 18,25 persen menjadi 19,75 persen.

Warga Mesir, khususnya rumah tangga kelas pekerja, sedang berjuang untuk mengimbangi kenaikan harga, yang melonjak sejak Rusia menginvasi Ukraina tahun lalu. Tingkat inflasi tahunan mencapai 36,8% pada bulan Juni, naik dari 33,7 persen yang tercatat pada bulan Mei, menurut data yang dirilis oleh Badan Pusat Mobilisasi dan Statistik milik negara.

Harga kebutuhan pokok seperti biji-bijian, daging, unggas, ikan, dan buah-buahan naik drastis dalam beberapa bulan terakhir.

"Mengingat keseimbangan risiko seputar prospek inflasi, MPC menilai bahwa kenaikan suku bunga kebijakan ... diperlukan untuk menahan tekanan inflasi," kata pernyataan hari Kamis.

Selama setahun terakhir, bank sentral Mesir berusaha mengimbangi kenaikan inflasi dengan menaikkan suku bunga utamanya. Kenaikan terakhir dilakukan pada bulan Maret.

Mesir adalah importir gandum terbesar di dunia, dengan sebagian besar impornya berasal dari Ukraina dan Rusia. Sejak konflik di Eropa timur pecah pada Februari 2022, pound Mesir telah kehilangan lebih dari 50 persen nilainya terhadap dolar AS.

Penurunan mata uang negara itu dipercepat setelah pemerintah Mesir mengumumkan telah mencapai kesepakatan dana talangan US$3 miliar dengan Dana Moneter Internasional (IMF) pada bulan Oktober. Sebagai gantinya, pemerintah Mesir setuju untuk melakukan beberapa reformasi ekonomi, termasuk pergeseran ke nilai tukar yang fleksibel.

Meskipun membuat barang-barang Mesir lebih murah dan lebih kompetitif secara internasional, depresiasi juga meningkatkan harga sebagian besar komoditas impor, termasuk bahan baku dan makanan pokok.

Hampir sepertiga orang Mesir hidup dalam kemiskinan, menurut angka resmi. (Al Arabiya)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home