Loading...
RELIGI
Penulis: Sabar Subekti 08:10 WIB | Selasa, 13 Januari 2015

Militan Negara Islam Libya Klaim Culik 21 Kristen Mesir

Pertemuan Paus Gereja Kotik Mesir, Tawadros II dengan keluarga orang-orang Kristen yang diculik di Libya pada 5 Januari (Foto: akun Facebook juru bicara Gereja Koptik)

TRIPOLI, SATUHARAPAN.COM -  Militan Slamic State  (Negara Islam) yang  berbasis di Libya pada hari Senin (12/1) menyatakan klaim pihaknya yang bertanggung  jawab atas penculikan 21 orang Kristen Mesir di negara ini.

Pada bulan Desember, Kementerian Luar Negeri Mesir melaporkan bahwa tujuh orang  Kristen Mesir diculik di kota Sirte, Libya. Awal bulan ini 13 orang lainnya dilaporkan diculik di kota yang sama.

"Prajurit IS (Islamic State –Red) menculik 21 tentara salib Kristen di daerah yang berbeda di sekitar Tripoli," kata sebuah pernyataan dilaporkan dipublikasikan secara online oleh militan pada hari Senin, seperti dikutip media Mesir, Al Ahram. Gambar orang-orang yang diculik juga disertakan dalam pernyataan itu. 

Menteri Luar Negeri Mesir, Sameh Shoukry, telah menugaskan tim khusus untuk selalu mengikuti situasi warga Mesir di Libya.

Kementerian itu mengatakan pada hari Senin bahwa dia tidak bisa memastikan kebenaran  pernyataan  kelompok jihad mengenai nasib warga Mesir yang hilang.

Kementerian luar negeri mengatakan bahwa pihaknya bekerja untuk memastikan keadaan sebenarnya kemunculan kedua kelompok di sana, namun memperingatkan bahwa untuk memilah-milah fakta-fakta di lapangan di Libya sangat sulit karena ketidakstabilan di negara itu.

Beberapa warga Kristen Koptik Mesir telah dibunuh di Libya dalam beberapa tahun terakhir. Tahun lalu, jenazah tujuh orang Kristen tang ditembak ditemukan di dekat kota Benghazi.

Pada bulan Desember, orang-orang bersenjata menculik seorang remaja Koptik di Sirte setelah membunuh orangtuanya.

Sirte, berada 500 kilometer sebelah timur Tripoli, adalah wilayah yang dikontrol milisi Islam, termasuk kelompok Ansar al-Sharia, yang bulan lalu oleh Dewan Keamanan PBB ditambahkan ke daftar teroris  yang terkait Al-Qaeda,  dan juga disebutkan menjalankan kamp pelatihan Negara Islam.

Ribuan warga Mesir bekerja di Libya, terutama dalam industri konstruksi. Bulan lalu  Mesir memberikan peringatan perjalanan ke Libya. Agustus lalu, kementerian luar negeri telah memperingatkan warga Mesir agar tidak bepergian ke Libya dan menyarankan ekspatriat di sana untuk menghindari bentrokan.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home