Loading...
BUDAYA
Penulis: Kartika Virgianti 12:49 WIB | Senin, 22 Juli 2013

Musik Bermanfaat bagi Kesehatan Mental dan Fisik

ilustrasi: my.hsj.org

SUSSEX, SATUHARAPAN.COM - Sebuah penelitian menyimpulkan bahwa musik bermanfaat bagi kesehatan mental dan fisik. Penelitian ini dari hasil tinjauan terhadap 400 laporan penelitian dalam bidang neurokimia yang menemukan bahwa musik bisa meningkatkan fungsi sistem imun tubuh dan mengurangi stres sebagaimana dilansir Medical News Today.

Mendengarkan musik juga menunjukkan keberhasilan lebih baik daripada resep obat-obatan dalam mengurangi kecemasan seseorang sebelum menjalani operasi.

Laporan tahun 2011 mengindikasikan bahwa kecemasan pada pasien kanker bisa dikurangi dengan musik. Daniel J. Levitin, profesor psikologi dan ilmu perilaku McGill University di Montreal, menjelaskan, “Kami menemukan bukti kuat bahwa intervensi musik bisa mempengaruhi kesan terhadap ruang operasi dalam klinik keluarga. Bahkan yang lebih penting lagi, kita bisa mencatat mekanisme neurokimia melalui musik yang berefek pada empat perasaan meliputi mengatur mood, stress, kekebalan tubuh, dan bantuan ikatan sosial.” 

Hasil menunjukkan bahwa musik meningkatkan antibodi yang memiliki peran penting dalam kekebalan tubuh dari sistem mukus (lendir) yang dikenal dengan immunoglobulin A, yang juga diperhitungkan sebagai pembunuh alami sel asing yaitu kuman dan bakteri yang menginvasi tubuh.

Mendengarkan maupun memainkan musik dapat menurunkan tingkat kortisol (hormon stres), menurut Levitin dan Dr. Mona Lisa Chanda, rekan penelitian pascasarjananya.

Penelitian sebelumnya dipublikasikan pada British journal of Psychiatry menunjukkan terapi musik, ketika dikombinasikan dengan pengobatan standar akan mensukseskan pengobatan depresi.

Para ahli menguji naltrexone (obat antagonis opioid yang digunakan untuk menghentikan pecandu berat alkohol) untuk menentukan apakah menikmati musik bisa mendorong sistem kimia atau tidak dalam otak, yang akan disamakan dengan kesenangan tipe lain seperti makanan kesukaan.

Penelitian mengungkapkan bahwa menikmati musik sama dengan makanan dan seks, kesenangan lebih yang dirasakan cenderung karena meningkatnya dopamin (hormon yang mengontrol kesenangan).

Penelitian juga tengah mempelajari pasien secara acak dan melakukan intervensi musik pada pasien pasca operasi atau sakit kronis. Intervensi musik tersebut meliputi nonton TV, rekaman video lucu, buku audio, atau film.

Lebih lanjut lagi, peneliti mengembangkan garis besar bagi penelitian ke depannya dengan pertanyaan antara lain sebagai berikut:

Apakah ada efek perbedaan, dari bermain musik dibandingkan hanya mendengarkan musik? Apakah efek positif musik bisa meningkatkan mood, menghindari perasaan bingung, meningkatkan perasaan ikatan sosial, atau faktor lainnya? Rangsangan apa yang bisa digunakan sebagai landasan perbandingan untuk menyesuaikan jenis musik kesukaan, ketertarikan, dan mood seseorang? Apakah pengalaman bermusik bisa memediasi manfaat dari obat tertentu misalnya oksitosin? Apakah orang tertentu mengalami dampak positif dari musik daripada orang lainnya? Jika demikian perbedaan individu seperti sifat pribadi, faktor genetik atau biologis tertentu, bisa membantu mensukseskan intervensi musik?  

Laporan dipublikasikan pada jurnal Trends in Cognitive Sciences tersebut, didanai oleh Badan Penelitian Kemanusiaan dan Ilmu Sosial (SSHRC) dan Badan Penelitian Teknik dan Ilmu Alam (NSERC) dari pemerintah Kanada. 

Editor : Yan Chrisna


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home