Loading...
INDONESIA
Penulis: Ignatius Dwiana 01:13 WIB | Senin, 23 September 2013

Nebengers Berbagi Kepedulian dengan Berbagi Kendaraan

Andreas Aditia Swasti. (Foto Ignatius Dwiana)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Bermula dari berkendara sendiri di mobil sementara kursi-kursi lain tidak terisi. Sepertinya tidak bijak banget menggunakan mobil sendirian satu orang.

“Mobil saya waktu itu muat enam orang. Kalau mobil ini bisa dibagi sepertinya akan lebih hemat. Saya juga bisa ngebantu orang lain.” Kata Andreas Aditia Swasti.

Kecamuk pemikiran ini ternyata bukan milik Andreas Aditia Swasti seorang. Kawan-kawannya juga berpikir serupa. Gagasan ini yang kemudian melahirkan Nebengers pada tahun 2011.  

Nebengers tidak terbatas sebagai komunitas tetapi sebuah gerakan. Nebengers adalah gerakan berbagi kendaraan, tumpangan, dengan orang lain. Kursi-kursi mobil atau motor yang kosong menjadi tidak percuma karena terisi. Andreas Aditia Swasti sendiri merupakan salah satu pelopornya.

Para pengguna transportasi publik pun juga bisa nebeng di nebengers.

“Kita ‘kan ga pernah tahu kapan bus mogok. KRL kenapa-kenapa. Jadi teman-teman di sini terbantu untuk perjalanannya. Karena kita ga pernah tahu kapan bus mogok. Kapan kereta ada bencana segala macam. Ini jadi alternatif solusi bertransportasi. Kita menciptakan sebuah solusi alternatif baru dengan tebeng menebeng.”

Andreas Aditia Swasti sendiri juga biasa nebeng setelah mobilnya hilang dua bulan lalu. Dia biasa nebeng untuk berangkat dari rumahnya di Klender ke tempat kerjanya di Condet. Dia memperoleh tebengan dari Nebengers. Ternyata yang ditebengin di Nebengers adalah tetangganya sendiri. “Ternyata kita ga pernah tahu tetangga kita punya rute yang searah sama kita.” Katanya. “Ternyata teman-teman di kantor pun rumahnya searah ama kita.”

Anggota Nebengers tesebar di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya. Keanggotaannya di situs mencapai 5300-an. Followers di akun twitter mencapai 33 ribu. Untuk yang nebeng terbatas pada kisaran 2000-an dan berpusat di Jakarta dan Bandung.

Syarat Nebeng

Untuk bisa nebeng syaratnya follow nebengers di akun twitter. Kemudian posting rute yang akan dilalui. Orang yang mau nebeng juga diperhatikan twitter-nya, facebook, foto, dan profilnya.

Transaksi Nebengers tidak di antara dua orang, tetapi ada pihak ketiga yang memantau. Ada saling memverifikasi. Ini diperlukan untuk menjaga keamanan dan kenyamanan bersama. Sampai sekarang, tidak ada masalah di Nebengers dalam hal keamanan dan kenyamanan.

Kalau sudah diperbolehkan nebeng, seseorang dapat share pembayaran berdasarkan kesepakatan kepada yang memberi tebengan. Bentuknya bisa bensin, atau apa pun yang disepakati.

Soal edukasi turut juga dipikirkan Nebengers, salah satunya dengan smart driving. Edukasi itu bertujuan supaya baik pengemudi kendaraan maupun yang numpang, nebeng, selamat sampai di tujuan.

Nebeng Jarak Jauh

Tahun 2013 ini, Nebengers menawarkan cara baru mudik dengan tebeng menebeng. Paling banyak tujuan akhir mudik ke Yogyakarta. Tetapi ada juga yang tujuan akhirnya ke Banyuwangi.

“Nebeng ini sebuah gotong royong, kerja bakti. Jadi rutenya ke mana aja.“ kata Andreas Aditia Swasti.

Seseorang dapat nebeng sampai dengan tujuan akhir, tetapi bisa juga tidak sampai ke tujuan akhir.

Andreas Aditia Swasti juga pengalaman sendiri nebeng jarak jauh.

High season kemarin pas Natalan saya dari Yogya ke Jakarta. Saya cuman share gantian nyetir, bayar tol, dan makan malam. Diitung-itung saya keluar biaya cuman 100 ribu.” Katanya. Biasanya sekali perjalanan balik ke Jakarta dia habis 400 ribu Rupiah dengan naik kereta api. Dengan nebeng dia hemat sampai 200-300 ribu.

Menurut Andreas Aditia Swasti, nyetir jarak jauh itu riskan. Orang bisa mengantuk sehingga berakibat pada kecelakaan.

“Saya peduli untuk tidak ada kecelakaan. Saya peduli untuk nebeng sama dia. Ajak ngobrol segala macam. Biar dia juga ada temannya.”

Nebeng pun akhirnya tidak saja membantu orang yang diberi tumpangan, tebengan, tetapi juga menguntungkan orang yang memberi tebengan.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home