Loading...
RELIGI
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 18:35 WIB | Rabu, 20 Mei 2015

Oikotree: Kasih Jangan Jadi Slogan Kosong Orang Kristen

Kuntadi Sumadikarya (tengah) dalam kunjungannya ke redaksi satuharapan.com di Jalan Dewi Sartika Cawang Jakarta Timur, Rabu (20/5). (Foto: Endang Saputra)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pendeta Kuntadi Sumadikarya dari Yayasan Oikotree menyatakan bahwa kasih yang selama ini menjadi pusat dari ajaran Kristen jangan hanya menjadi slogan kosong orang Kristen saja.

Menurutnya, orang Kristen wajib menerapkan kasih terhadap sesama hingga mampu menciptakan rasa nyaman di tengah-tengah ketidaknyamanan. Tidak hanya itu, rasa nyaman oleh kasih harus dirasakan juga oleh seluruh makhluk hidup dan lingkungan.

“Sebab kasih itu untuk umat Kristiani sangat sentral dan merupakan keniscayaan tapi tampak jelas itu mirip slogan besar. Padahal kasih ini dipromosikan dan diperintahkan oleh Yesus untuk mengasihi sesama dengan segenap jiwa dan akal budi,” kata Kuntadi dalam kunjungannya ke redaksi satuharapan.com di Jalan Dewi Sartika Cawang Jakarta Timur, Rabu (20/5).

Konteks kasih tentang sesama ini menurut Pendeta Kuntadi bukanlah hanya terbatas pada sesama manusia saja tapi juga terhadap flora, fauna dan bumi. Dalam Kitab Suci pun Yesus mengajarkan bahwa hukum kasih adalah yang terutama.

“Juga ada embel-embel lagi di Matius pada kedua hukum inilah bergantung seluruh kitab Taurat dan kitab para nabi. Jadi kalau melakukan itu (kasih), ini shortcut sebenarnya. Kalau itu (kasih) dilakukan maka semua sudah tercover (terpenuhi). Ini sangat penting. Jadi saya bergumul dan bertanya sama Tuhan bagaimana menolong gereja dan komunitas mengisi kembali slogan kosong dengan kapasitas sepantasnya.”

Dia menggambarkan kasih terhadap sesama adalah seperti kasih antara orang tua dan anak. Tidak ada orang tua yang menghitung berapa pengeluaran yang sudah diberikan kepada anaknya. Menurutnya, berapapun biaya yang sudah dikeluarkan untuk anak sifatnya adalah sukarela dan tidak akan terhitung jumlahnya.

“Bukan hanya kalau punya uang, tapi tidak punya uang pun dia (orang tua) akan pinjam, jual properti jual apa pun untuk anaknya. Bahkan jika anaknya sakit, orang tua rela berganti posisi. Orang tua lebih suka dia yang mati ketimbang anaknya yang mati. Lebih suka dia yang sekarat daripada anaknya yang sekarat,” kata dia.

Menurutnya, cinta kasih yang seperti itulah yang memberikan rasa nyaman di tengah-tengah ketidaknyamanan yang sedang terjadi. Sama halnya dengan keadaan dunia saat ini. Kuntadi menilai jika semua umat manusia dapat memberikan rasa nyaman terhadap seluruh makhluk hidup dan lingkungan maka pemanasan global atau punahnya beberapa spesies hewan dan tumbuhan tidak akan terjadi.

“Tapi persoalannya adalah kapasitas dengan cinta kasih ilahi seperti itu ternyata ruang lingkupnya hanya pada anak. Lain halnya dengan anak orang lain atau anak yatim piatu, mungkin menolong ala kadarnya. Nah, menurut saya harus ada cara untuk memperluas ruang lingkup yang terbatas tadi. Saya menjadikan ini pekerjaan rumah (PR) saya pribadi dan sangat senang lembaga atau komunitas manapun termasuk satuharapan.com mengembangkan pengalaman (kasih) tadi supaya tidak terbatas hanya kepada (perumpamaan) anak saja.”

 

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home