Loading...
RELIGI
Penulis: Endang Saputra 17:51 WIB | Rabu, 20 Mei 2015

NU Ikhbarkan Awal Syaban Jatuh 19 Mei 2015

Lajnah Falakiyah Nahdlatul Ulama menyelenggarakan rukyatul hilal atau observasi bulan sabit. (Foto: rca.fm.com)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU ) Lajnah Falakiyah menginformasikan bahwa tanggal 1 Syaban 1436 Hijriyah jatuh pada 19 Mei 2015. Kesimpulan ini diambil berdasarkan hasil rukyat hilal Senin (18/5) petang.

Hilal atau bulan sabit terlihat antara lain di Markaz Rukyah Gunung Sadeng Annuriyah II, Jember oleh tim Lajnah Falakiyah NU (LFNU) Jember, Jawa Timur, yang beranggotakan RM Khotib, Hidayatullah, Rizki Abdullah, dan A Hafid.

Ketetapan tersebut sesuai dengan prediksi LFNU melalui pendekatan hisab atau penghitungan astronomis yang memperkirakan awal Syaban jatuh pada Selasa ini, sebagaimana yang tertuang dalam kalender PBNU.

“Terima kasih atas partisipasi dan kontribusi Nahdliyin. Jazakumullah ahsanal jaza,” kata Ketua Lajnah Falakiyah PBNU KH Ghazali Masroeri tentang kesaksian tim LFNU Jember, Senin, dalam siaran persnya.

Masuknya bulan kedelapan dalam kalender hijriyah ini secara otomatis memastikan bahwa bulan suci Ramadlan tinggal satu bulan. Sebagaimana bulan Rajab, pada bulan Syaban umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan amal kebaikan. Kaum muslimin di tanah air umumnya juga menggelar acara-acara khusus  seperti malam nisfu syaban pada pertengahan bulan ini.

Muhammadiyah Tetapkan Puasa Mulai 18 Juni

Organisasi kemasyarakatan Muhammadiyah telah menetapkan awal bulan puasa 1 Ramadhan 1436 tahun ini, yaitu jatuh pada Kamis, tanggal 18 Juni 2015.

Sementara itu, Idul Fitri 1 Syawal 1436 H bertepatan dengan pada hari Jumat, 17 Juli 2015, demikian keterangan tertulis yang diterima di Jakarta.

Muhammadiyah juga menetapkan 1 Dzulhijah jatuh pada Senin, 14 September 2015.

Selanjutnya, hari Arafah 9 Dzulhijah tepat pada 22 September 2015.

Kemudian, Idul Adha 10 Dzulhijah jatuh pada Rabu Kliwon, 23 September 2015.

Penetapan awal puasa dan lebaran itu sesuai hasil telaah hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.

Metode telaah itu merupakan cara menetapkan awal puasa dan lebaran, termasuk Idul Adha, dengan ilmu perhitungan falak atau astronomi.

Sementara itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin meminta keterangan tentang awal Ramadhan, Syawal dan Dzulhijah 1436 H dari Muhammadiyah itu dapat menjadi pedoman warga Muhammadiyah dalam beribadah.(Ant/ nu.or.id)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home