Loading...
EKONOMI
Penulis: Prasasta Widiadi 06:18 WIB | Jumat, 14 Agustus 2015

OJK Terus Lakukan Uji Tekanan Perbankan

Presiden Joko Widodo (ketiga kanan) bersama (dari kanan-kiri) Menkeu Bambang Brodjonegoro, Menko Perekonomian Sofjan Djalil, Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mulyaman D Hadad, Anggota Dewan Komisioner OJK Nurhaida serta Dirut BEI Tito Sulistio berfoto bersama usai menghadiri acara peringatan 38 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia di Gedung Bursa Efek Jakarta, Senin (10/8). Dalam acara tersebut Presiden meminta Bursa Efek Indonesia (BEI) mendorong porsi investor dalam negeri dalam pasar saham Indonesia dan mendorong inklusi investasi bagi investor dalam negeri. (Foto: Antara)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan terus melakukan uji tekanan (stress test) terhadap industri perbankan untuk mengukur kemampuan bank-bank dalam menghadapi gejolak ekonomi.

“Kita (OJK dan perbankan) selalu lakukan stress test, any time, dengan berbagai macam skenario," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad saat jumpa pers di Jakarta, Kamis (13/8).

Muliaman menjelaskan terdapat tiga risiko yang dapat dialami oleh industri perbankan yakni risiko pasar, risiko kredit, dan risiko likuiditas.

Saat ini risiko yang tengah menghampiri perbankan yakni terkait risiko pasar di mana terjadi fluktuasi harga dan juga risiko kredit di mana kredit bermasalah (non performing loan/NPL) meningkat.

"Risiko pasar terus kita pantau. Risiko kredit terjadi tekanan terhadap NPL. Terkait NPL, bank punya coverage (kecukupan cadangan) yang memadai untuk meng-handle NPL," kata dia.

Hingga semester I 2015, NPL nett perbankan mencapai 1,25 persen (year-on-year), sedangkan NPL gross perbankan mencapai 2,45 persen (year-on-year).

Muliaman menuturkan, otoritas akan terus memantau secara dekat dan memastikan perbankan dapat mengelola kualitas kreditnya dengan baik dan memiliki kecukupan cadangan apabila sewaktu-waktu ekonomi semakin memburuk.

"Credit policy harus dikelola dan anatomi risikonya juga harus ditatausahakan. Tapi intinya itu sudah dilakukan (oleh perbankan)," kata Muliaman.

Muliaman menambahkan, saat ini pihaknya tengah meminta 3-4 bank untuk menambah modalnya namun bukan hanya karena terkait NPL tetapi juga karena isu gejolak ekonomi.

Dari sisi kecukupan modal (CAR), Muliaman menilai sudah cukup baik di mana saat ini mencapai 20,28 persen dan likuiditas (aset liquid/non core deposit) mencapai 80,94 persen, masih di atas threshold. (Ant)

Ikuti berita kami di Facebook

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home