Loading...
OLAHRAGA
Penulis: Prasasta Widiadi 19:45 WIB | Senin, 21 Desember 2015

Olahraga Indonesia 2015: Sepak Bola Sita Perhatian Olahraga Indonesia

Ilustrasi: Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi (kiri) bersalaman dengan Ketua Umum PSSI, La Nyalla Matalitti (kanan) pada pembukaan Piala Presiden 2015. (Foto: goal.com).

SATUHARAPAN.COM – Pada 2015, olahraga Indonesia diwarnai berbagai peristiwa penting yang mendominasi satu cabang atau ajang multieven yang diselenggarakan di dalam maupun di luar Indonesia.

Satuharapan.com mencoba merangkumnya perlahan-lahan, walau tidak seluruh cabang olahraga yang diminati masyarakat dapat tercakup dalam kilas balik olahraga ini.

Peristiwa olahraga Indonesia yang paling menonjol pada 2015 yakni terjadi di cabang sepakbola saat Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menjatuhkan sanksi pembekuan untuk Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) seperti diberitakan dalam surat pembekuan bernomor 01307 tahun 2015, pada 18 April 2015.

Sanksi tersebut dijatuhkan, kata Menpora Imam Nahrawi, karena PSSI tidak mematuhi surat peringatan yang diberikan Kemenpora tentang pembenahan organisasi tersebut. Imam Nahrawi menyebut PSSI  mengabaikan tiga surat peringatan tertulis yang telah disampaikan sebelumnya. PSSI dinilai secara sah dan meyakinkan telah terbukti tidak mematuhi kebijakan Pemerintah melalui surat pembekuan.

Hanya berjarak satu bulan setelah PSSI dibekukan dan kompetisi sepak bola Liga Indonesia berhenti tengah jalan, sepak bola Indonesia diibaratkan seperti sudah jatuh tertimpa tangga, karena kompetisi yang berhenti dan mendapat sanksi dari  Badan Sepakbola Dunia (FIFA).

Pada 30 Mei, FIFA menjatuhkan sanksi untuk Indonesia yang membuat kita kehilangan hak keanggotaan FIFA. Salah satu dampaknya, tim nasional maupun klub asal Indonesia tak bisa mengikuti kompetisi sepakbola di tingkat internasional.

FIFA menilai pemerintah Indonesia telah mengintervensi independensi aktivitas sepakbola di Tanah Air setelah membekukan PSSI dan membentuk tim transisi.

Kasus tersebut sedikit menemui angin segar, namun tetap belum menemui penyelesaian walau pada November 2015 delegasi FIFA dan AFC  diwakili oleh Kohzo Tashima (FIFA) dengan anggota H.R.H Prince Abdullah (FIFA) dan Mariano Araneta (AFC) mengunjungi Indonesia dan bertemu Presiden Joko Widodo untuk memperbincangkan masalah sepak bola Indonesia.

Pasca kedatangan delegasi gabungan FIFA-AFC ke Indonesia, masalah sepak bola belum berakhir karena FIFA merekomendasikan dibentuk Komite Ad-Hoc yang berisi berbagai elemen yang mengurus sepak bola di Indonesia, sementara Presiden Joko Widodo menginstruksikan agar dibentuk Tim Kecil untuk membenahi tata kelola persepak bolaan nasional. Hingga kini, sanksi FIFA belum dicabut dan Indonesia masih belum dapat berlaga di arena sepak bola Internasional.

Bulu Tangkis Berjaya

Kisah kelam di cabang olahraga sepakbola, berbeda 180 derajat dengan yang dialami bulu tangkis. Walau belum terlihat bulu tangkis Indonesia belum ada regenerasi bulu tangkis, namun  Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan di pengujung tahun ini menorehkan hasil gemilang, yakni dengan menjuarai nomor ganda putra di BWF Dubai World Superseries Finals 2015. Hendra/Ahsan mengalahkan pasangan Tiongkok, Chai Biao/Hong Wei, di final melalui rubber game setelah bermain 53 menit.

Ini adalah kali kedua Hendra/Ahsan merebut gelar juara superseries finals. Sebelumnya, Hendra/Ahsan juga pernah meraihnya pada 2013. Hendra/Ahsan saat itu mengalahkan pasangan Korea, Kim Ki Jung/Kim Sa Rang, di partai puncak dengan skor 21-14 dan 21-16. Sejak digelar 2008, wakil Indonesia yang menjuarai turnamen penutup pagelaran superseries dalam setahun itu baru Hendra/Ahsan.

Keberhasilan di Dubai seolah mengulangi keberhasilan Hendra/Ahsan saat memenangkan BWF Total World Indonesia Superseries 2015 yang diselenggarakan di Jakarta pada Agustus 2015, saat itu mereka mengatasi ganda putra Tiongkok, Liu Xiaolong/Qiu Zihan  dengan skor 21-17, dan 21-14

Pasangan ganda putri bulutangkis Indonesia Greysia Polii dan Nitya Krishinda Maheswari tidak mau ketinggalan, karena mereka berhasil mempersembahkan prestasi gemilang yakni menjadi juara ajang Super Series, Korea Terbuka. Greysia/Nitya menang atas  pasangan ganda Korea Selatan Chang Ye Na dan Lee So Hee dengan skor 21-15, dan 21-18.

Partisipasi Indonesia di Multieven

Evaluasi Hasil Kejuaraan Dunia 2015:Selama tahun 2015 Indonesia sudah mengikuti berbagai macam Kejuaraan Dunia baik...

Posté par Persatuan Suporter Atlet Indonesia (PSAI) sur dimanche 13 décembre 2015

Selama tahun 2015, menurut catatan fanpage Persatuan Suporter Atlet Indonesia, seluruh atlet Indonesia sudah mengikuti berbagai macam Kejuaraan Dunia baik untuk cabang olahraga yang dipertandingkan Olimpiade maupun non-Olimpiade.

Sebuah forum olahraga online telah merilis daftar medali yang diraih tiap negara selama di seluruh Kejuaraan Dunia selama setahun penuh. Indonesia sendiri berada di posisi 31, berhasil mengumpulkan total 25 medali (10 emas-3 perak-12 perunggu) dari cabang bulutangkis, paragliding, powerlifting, dan wushu. Rusia menguasai klasemen dengan 180 emas, 139 perak, dan 110 perunggu.

Disusul di bawahnya Tiongkok (87-60-49) dan AS (75-66-70). Untuk level Asia Tenggara sendiri hanya Thailand (15-4-16) yang berada di atas Indonesia di posisi 21.

Dalam ajang multieven yang diikuti Indonesia sepanjang 2015, prestasi yang patut diacungi jempol yakni ASEAN Para Games (APG) 2015 yang diikuti atlet difabel se-Indonesia yang berlaga di ajang multieven yang digelar untuk atlet difabel se-Asia Tenggara tersebut.

Kontingen Indonesia  berhasil berada di peringkat ke-2 di Klasemen Akhir Perolehan Medali, sementara Thailand ada di peringkat teratas.  Indonesia berhasil membawa pulang 81 Emas 74 Perak dan 63 Perunggu. Walau terjadi penurunan perolehan medali dari ajang yang berlangsung mulai Kamis (3/12) sampai dengan Rabu (9/12) tersebut, namun penampilan para atlet difabel tersebut membuat publik olahraga Indonesia tercengang bahkan pemerintah beberapa pekan lalu membuat keputusan bahwa akan memberi bonus kepada atlet yang berlaga di APG 2015 setara dengan atlet yang meraih medali di SEA Games 2015, beberapa bulan sebelumnya.

Pada  Juni 2015 Indonesia kurang percaya diri di ajang SEA Games 2015 di Singapura, karena dari hasil Klasemen Akhir Perolehan Medali SEA Games, Indonesia turun ke peringkat kelima dengan 47 medali emas, 61 medali perak, dan 74 medali perunggu.

Sedangkan pada SEA Games 2013, Indonesia berada di peringkat keempat Klasemen Akhir Perolehan Medali, hasil ini bahkan lebih buruk dari SEA Games 2011, yang kala itu diselenggarakan di markas sendiri (Palembang, dan Jakarta) Indonesia berhasil menjadi juara umum.    

Tahun 2015 akan segera berakhir,, Begitu banyak cerita dunia olahraga di tahun ini,, Berikut beberapa Multievent yang...

Posté par Persatuan Suporter Atlet Indonesia (PSAI) sur samedi 12 décembre 2015

Sementara kontingen ASEAN School Games 2015, di Brunei Darussalam mulai dari (21/11) sampai dengan (27/11) Indonesia keluar sebagai  Juara Umum dengan meraih 25 Emas 24 Perak dan 10 Perunggu. Prestasi yang cukup baik bagi atlet-atlet muda Indonesia.

Mereka unggul atas peringkat kedua, Malaysia yang meraih  20 medali emas, 14 perak, dan 22 perunggu, sementara peringkat ketiga ditempati Thailand yang meraih 13 medali emas, 31 perak, dan 26 perunggu. Pada urutan keempat dihuni Vietnam yang meraih  12 medali emas, 2 perak, dan 10 perunggu.

Dari ajang multieven lainnya, Indonesia belum berbicara banyak, seperti di  ajang Universiade Games 2015 yang berlangsung mulai dari (3/7) sampai dengan (14/7) di Gwangju, Korea Selatan.  Indonesia hanya berada di peringkat ke-49 dengan perolehan medali 1 Perak dan 3 Perunggu.

Kala itu, Indonesia meraih medali dari cabang Taekwondo dengan 1 Perak 2 Perunggu dan cabang tenis lapangan dengan 1 perunggu, prestasi Indonesia masih kalah dengan Thailand yang berada di peringkat ke-20 dengan 2 Emas 7 Perak dan 9 Perunggu.

Sementara itu di ajang multieven khusus atlet tuna grahita,  Special Olympics World Games (SWOG) 2015, yang berlangsung mulai dari (25/7) hingga (2/8) di  Los Angeles, Amerka Serikat kontingen Indonesia  berhasil merebut 19 emas, 12 perak dan 5 perunggu.

Olahraga yang diperuntukkan bagi penyandang tunagrahita di dunia ini diikuti 177 negara. Total, ada 7 ribu atlet dan 3 ribu pelatih yang ikut serta. Kontingen Indonesia turut serta dalam sejumlah olahraga populer yang dipertandingan di SWOG kali ini. Di antaranya olahraga atletik, tenis meja, bulu tangkis, sepak bola, bola basket, renang, dan bocce (sejenis pentaque).

Di ajang Olimpiade Militer (2/10) sampai dengan (11/10) di Gwangju, Korea Selatan untuk kedua kalinya Indonesia berpartisipasi. Indonesia berada di peringkat ke -44 dengan raihan 1 perak dan 2 perunggu. Cabang paralayang berhasil meraih 1 perak dan 1 perunggu dan 1 perunggu dari cabang Judo. Vietnam menjadi negara ASEAN yang paling baik prestasinya denga meraih 1 Emas 2 Perak 2 Perunggu di peringkat 31.

Sementara di ajang olahraga khusus bagi atlet tunarungu-tunawicara, 8th Asia Pacific Deaf Games China Taipei mulai (3/10) sampai dengan (11/10) Indonesia berhasil membawa pulang 3 Emas dan 2 Perak dan berada di peringkat ke-6 Asia Oceania. Cabang renang membawa keberhasilan bagi Indonesia karena menyumbangkan medali emas yang diraih  Ilham Turmudji yang berhasil meraih tiga Emas dan satu, sementara  perenang Ronald Susantio yang berhasil meraih 1 perak. (goal.com/ kemenpora.go.id/ seagames2015.com/ aseanparagames2015.com).

Ikuti berita kami di Facebook

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home