Olimpiade Tokyo: Kemungkinan Penyederhanaan, Karantina dan Sedikit Penonton
TOKYO, SATUHARAPAN.COM-Jepang sedang mempersiapkan publik untuk menghadapi realitas bahwa Olimpiade yang ditunda tahun depan, akan diselenggarakan dengan kemungkinan para atlet di karantina, jumlah penonton lebih sedikit, dan penundaan itu akan membebani pembayar pajak sampai miliaran dolar.
Dalam beberapa pekan terakhir, Presiden Komite Olimpiade Internasional, Thomas Bach, telah memberikan wawancara di luar Jepang dan mengisyaratkan penyelenggaraan dengn stadion kosong, karantina dan pengujian virus.
Anggota IOC, John Coates, yang mengawasi persiapan Olimpiade Tokyo, mengatakan beberapa pekan lalu di Australia bahwa Olimpiade Tokyo menghadapi "masalah nyata." Sebagian karena jumlah orang yang terlibat: 15.400 atlet Olimpiade dan Paralimpic, dan kemudian staf, pejabat, media dan hingga 80.000 relawan.
Pesan gamblang tentang Olimpiade itu sangat berbeda dengan yang beredar di Jepang oleh para politisi, dan dalam berita yang tidak bersumber. Isu mencakup kemungkinan berkurangnya tempat duduk di Olimpiade, jika tidak tanpa penonton, tes untuk semua atlet, penggemar dan staf, dan situasi seperti karantina di Athletes Village.
Dalam beberapa jam sebelum konferensi pers online pada hari Kamis (4/6), juru bicara Olimpiade Tokyo, Masa Takaya, mengatakan media Jepang menerbitkan beberapa versi dari kisah yang sama dengan mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya: Olimpiade tahun depan akan "dirampingkan," "disederhanakan," atau "sangat berbeda."
Tetapi dalam konferensi pers, Takaya tidak membenarkan informasi yang bocor dan mengatakan itu tidak datang langsung darinya.
Tentang dana juga masih simpang siur. Sebelum penundaan, panitia mengatakan mereka menghabiskan US$ 12,6 miliar untuk penyelenggaraan. Tetapi audit pemerintah tahun lalu mengatakan angkanya dua kali lipat, dan semua kecuali US$ 5,6 miliar adalah uang publik. Ketika Tokyo memenangi sebagai penyelenggara pada tahun 2013, katanya biayanya sebesar US$ 7,3 miliar. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Kenali Gejala Lupus
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Dokter spesialis penyakit dalam konsultan alergi imunologi klinik Univers...