Loading...
BUDAYA
Penulis: Sabar Subekti 09:05 WIB | Jumat, 26 Mei 2023

Pameran Foto di Italia Menggambarkan Kehidupan Perempuan Iran

Karya seniman foto Iran, Farnaz Damnabi, ditampilkan di pertunjukan dalam pameran tunggalnya “Unveiled' di 29 Arts In Progress Gallery, di Milan, Italia, 22 Mei 2023. (Foto: dok. Reuters)

MILAN, SATUHARAPAN.COM-Sebuah foto seorang perempuan, mengenakan cadar putih dengan pola hiasan dan berdiri di depan permadani Persia yang menggantung, mungkin merupakan gambar paling mencolok dari sebuah pameran baru di Milan, Italia yang bertujuan untuk menjelaskan kehidupan perempuan di Iran saat ini.

Perempuan itu difoto dari belakang dan pola cadarnya, yang menutupi seluruh tubuhnya, tampak terjalin dengan desain bunga yang padat di permadani.

Gambar tersebut adalah bagian dari pameran tunggal pertama oleh fotografer Iran, Farnaz Damnabi, yang dibuka di galeri 29 ARTS IN PROGRESS di Milan pada hari Selasa (23/5).

Damnabi, 29 tahun, mengatakan kepada Reuters bahwa foto itu diambil di kota suci Syiah Mashhad, salah satu tempat paling konservatif di Iran, di mana perempuan hanya akan difoto jika wajah mereka tidak diperlihatkan.

“Menurut saya, dalam berbagai aspek perempuan tidak terlihat tetapi mereka begitu kuat dan berani,” katanya, seraya menambahkan bahwa ia menjadi seorang fotografer untuk membawa kehidupan orang biasa ke khalayak yang lebih luas.

Damnabi, yang tinggal dan bekerja di Teheran, melakukan perjalanan melintasi Iran untuk mendokumentasikan kehidupan perempuan, di antara tema lainnya. Para perempuan ditampilkan menjalani kehidupan sehari-hari mereka di rumah, di tempat kerja, di kota dan pedesaan.

Perempuan di Iran termasuk yang berpendidikan paling tinggi di Timur Tengah, dengan tingkat melek huruf lebih dari 80 persen.

Foto-foto itu diambil sebelum protes besar-besaran pecah di Iran tahun lalu setelah kematian seorang perempuan berusia 22 tahun yang ditangkap karena diduga melanggar aturan wajib mengenakan jilbab, yang menyebabkan krisis legitimasi terburuk bagi penguasa ulama negara itu sejak Revolusi Islam 1979.

Republik Islam telah menyalahkan kerusuhan pada musuh asingnya, dan pihak berwenang menanggapi dengan pelanggaran yang mungkin merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan, menurut seorang ahli yang ditunjuk PBB.

“Yang mengejutkan kami adalah bahwa beberapa gambar... adalah cuplikan yang hanya bisa diambil oleh sedikit orang,” kata salah satu pendiri dan direktur bersama Luca Casulli. (Reuters)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home