Loading...
SAINS
Penulis: Reporter Satuharapan 09:22 WIB | Selasa, 09 Juli 2013

Panama Negara Pertama Yang Sukses Melarang Iklan dan Promosi Rokok

Menteri Kesehatan Panama, Javier Diaz. (Foto: WHO)

PANAMA, SATUHARAPAN.COM – Panama telah sukses melarang semua iklan, promosi dan sponsorship produk tembakau. Negara itu juga merencanakan keharusan kemasan polos bagi semua produk tembakau, serta melarang menghisap tembakau di berbagai tempat terbuka umum. demikian dilaporkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini.

“Beberapa tahun lalu saya merokok dua bungkus sehari,” kata pria 67 tahun Alonso Hurley, mengingat masa lalu. Dia seorang insinyur dan professor dari kota Panama, ibukota negara Panama. “Tembakau adalah bagian dari hidup saya, dan tidak ada cara untuk menghindar dari tembakau. Sebab, saya dihadapkan dengan iklan-iklan komersial rokok di mana-mana, di sisi jalan maupun majalah.”

“Kita harus mengambil langkah untuk menghentikan epidemi ini dan melindungi kesehatan masyarakat,” kata Dr. Javier Diaz, Menteri Kesehatan Panama. “Tahun 2000, 16 persen populasi Panama mengkonsumsi tembakau dan mengalami 2.000 kematian yang terkait dengan tembakau setiap tahunnya.”

Pelarangan Sama Sekali Iklan Produk Tembakau

Tahun 2008 Panama menjadi negara pertama di Amerika yang membuat larangan sama sekali terhadap iklan, promosi, dan sponsorship produk tembakau atau disebut TAPS. Berdasarkan perkiraan, TAPS menurunkan konsumsi tembakau dari tujuh sampai 16 persen.

Peraturan di Panama tidak hanya melarang media nasional dan iklan billboard, tapi juga iklan komersil di media internasional yang berasal dari luar negeri, distribusi produk tembakau dengan logo merek tertentu, sponsorship olah raga, pemberian harga diskon untuk promosi atau penayangan produk di televisi dan gambar bergerak lainnya.

Perundang-undangan yang melawan arus ini juga membatasi iklan dan pemasaran pada suatu titik penjualan, hal tersebut seringkali tidak mempertimbangkan pelarangan yang digunakan negara lain.

Panama merupakan negara pertama yang disahkan oleh Kerangka Konvensi Terhadap Kontrol Tembakau WHO (WHO FCTC). Larangan TAPS adalah langkah penting bagi upaya negara memperkuat control tembakau lebih lanjut. Lebih dari itu, pemerintah melengkapi larangan merokok dalam setiap tempat publik, membuat dilakukannya kampanye anti tembakau pada media massa di seluruh negeri dan dimulai dengan menganjurkan penyediaan tempat merokok.

Dana dari pajak tembakau sebelumnya adalah bagian dari kekuatan negara untuk mengontrol tembakau. Segala upaya ini menghasilkan sesuatu yang mengesankan.

Penurunan Signifikan Konsumsi Tembakau

Berdasarkan survey tentang tembakau dan remaja yang dilakukan Panama tahun 2008 dengan dukungan WHO dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika, jumlah pelajar perokok usia 13-15 tahun di Panama menurun dari 13,2 persen  menjadi 4,3 persen pada tahun 2002.

Awal 2013, Panama mengadakan survey tembakau pada orang dewasa. Hasilnya memang belum ada, tapi Panama mengharapkan penurunan signifikan terhadap konsumsi tembakau.

Tingkat penyesuaian TAPS di Panama sangat tinggi, peringkat 95 dari 100 poin dalam survey terkini. Namun, industri tembakau tidak diam begitu saja dan berusaha melawan dengan berbagai upaya dari kontrol tembakau.

“Dua perusahaan tembakau menaikan perkara hukum melawan Panama karena pembatasan menampilkan produk tembakau pada tiap kesempatan penjualan,” lapor Dr. Nelyda Gligo, Presiden Koalisi Melawan Tembakau  Panama (COPACET). “Tapi masyarakat Panama mendukung kuat kontrol tembakau dan tidak menyerah kepada intimidasi dan ancaman industri tembakau.”

Dalam pengumpulan pendapat terkini, 75 persen masyarakat menyetujui naiknya harga cerutu yang akan segera menjadi US$ 12 per satuannya. Dan pukulan besar lainnya terhadap Industri tembakau adalah rencana Panama memperkenalkan kemasan polos terhadap semua produk tembakau, dan larangan merokok di setiap tempat terbuka seperti teras restoran.

Sejak Alonso berhenti merokok ia merasakan lebih sehat dan bahkan membantu orang lain untuk berhenti mengkonsumsi tembakau. “Dari waktu ke waktu saya diajak berbicara mengenai pengalaman, dan saya bahagia bisa menjadi contoh yang mendorong orang menuju hidup yang lebih sehat lagi.”

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home